Kedua pihak juga sepakat membuat posko bersama untuk penyampaian informasi dan pengambilan keputusan agar tidak terjadi lagi miskomunikasi seperti yang terjadi saat banjir pada Senin (9/2/2015) lalu.
”Sebetulnya sudah ada jalur (listrik) tersendiri, hanya pengaturannya tidak sinkron. Di beberapa rumah pompa penting, seperti Ancol Barat, Waduk Pluit, Pasar Ikan, termasuk di Grogol dan Latumeten, akan dijaga (agar tidak mati),” kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seusai bertemu dengan perwakilan PLN di Balai Kota Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Dalam pertemuan itu juga disepakati agar PLN meninggikan semua gardu listrik supaya tidak terendam saat banjir sehingga tidak perlu ada pemadaman yang bisa membuat pompa-pompa berhenti beroperasi.
”Intinya, untuk menghadapi banjir di awal tahun 2016 nanti, kami harapkan tak ada lagi gardu listrik yang dimatikan karena terendam banjir. Kami juga sepakat untuk bersama-sama membereskan tanggul laut karena ada dua PLTU di Muara Karang dan Pluit yang bisa terdampak banjir atau air pasang. Saya kira ada tanggul, ada pompa, ada waduk, banjir bisa diantisipasi,” ujarnya.
General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Haryanto WS mengatakan, hingga Kamis masih ada 172 gardu yang mati dari total 626 gardu listrik PLN. ”Kami akan memasang sambungan listrik baru di rumah pompa Pasar Ikan dengan daya lebih kurang 3.000 kVA untuk melayani enam pompa baru di sana. Yang ada sekarang baru 400 kVA untuk melayani empat pompa kecil,” katanya.
Haryanto menambahkan, PLN dan Pemprov DKI akan bersama-sama menentukan lokasi pompa yang sangat diprioritaskan dan harus diberi jalur sambungan khusus. Adapun untuk meninggikan gardu listrik agar tak terendam diperlukan waktu 3-12 bulan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan, langkah andalan untuk mengatasi banjir dan genangan di Jakarta adalah menjaga kinerja 555 pompa. ”Kami juga berencana membangun 47 sistem polder. Sampai saat ini baru 36 polder yang sudah dibangun. Sisanya sebanyak 11 polder akan dibangun tahun ini,” kata Agus.
Peninggian tanggul laut juga akan dilakukan mulai tahun ini dengan prioritas daerah yang tanggul lautnya masih rendah, yaitu di Kamal, Tanjungan, Kali Asin, Luar Batang, RE Martadinata, Cilincing, dan Marunda. Untuk penanganan banjir di wilayah selatan, Pemprov DKI akan memperbanyak sumur resapan supaya tidak semua air hujan mengalir ke jalan.
Pemprov DKI juga tengah membangun sejumlah waduk sebagai lokasi baru penampungan air. Saat ini, waduk-waduk itu masih dalam proses penggalian. Sebagian lahan waduk juga masih dalam tahap pembebasan tanah.
Tak melibatkan
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyayangkan sikap pemerintah pusat yang tidak melibatkan Pemerintah Kota Tangerang dalam pembahasan penanggulangan banjir nasional yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/2) lalu.
”Banjir yang terjadi di sejumlah titik di Kota Tangerang bukan semata karena kiriman dari Katulampa dan Batu Belah, Bogor. Akan tetapi, termasuk limpahan air dari Kabupaten Tangerang,” kata Arief di sela-sela kunjungannya ke beberapa titik genangan di Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Kamis.
”Daripada menyalahkan Bogor (hulu) karena mengirim banjir, lebih baik dilakukan komunikasi yang intens antardaerah, dan hal ini membutuhkan peran aktif dari pemerintah pusat,” ujar Arief.
Sementara itu, ancaman banjir di Jakarta belum berlalu. Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) A Fachri Radjab mengatakan, pasang naik akan terjadi lagi di laut utara Jakarta pada Jumat (13/2) ini hingga Selasa pekan depan.
Pasang laut berpotensi memperparah banjir di Jakarta, terutama jika disertai hujan di Jabodetabek. Pada kondisi maksimal, pasang bisa menyebabkan tinggi muka air laut naik hingga 1 meter dan memicu rob di sejumlah wilayah di utara.
Dari perkiraan cuaca BMKG, pada periode 13-17 Februari hujan dengan intensitas ringan dan sedang berpotensi terjadi di Jabodetabek yang bersamaan dengan periode pasang laut itu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah memetakan 89 daerah rawan banjir, yaitu di Jakarta Pusat 22 kawasan, Jakarta Barat (20), Jakarta Selatan (19), Jakarta Utara (9), dan Jakarta Timur (19). Kepala BPBD DKI Jakarta Denny Wahyu mengatakan, pemetaan dilakukan untuk mempercepat penanganan banjir di Jakarta. (FRO/ART/PIN/WIN/DNA/ILO/DEA/B09/B10)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.