Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapat Penumpang Transjakarta Tentang Penerapan E-Ticketing

Kompas.com - 21/02/2015, 11:23 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga menilai penerapan sistem electronic ticketing (e-ticketing) pada transjakarta memudahkan mereka dalam berpergian. Sebab, warga tak perlu lagi repot mengeluarkan uang receh untuk membeli tiket.

"Kalau menurut saya bagus sih e-ticketing. Jadi lebih terkontrol pengeluaran buat naik transjakarta, enggak perlu keluar uang receh lagi. Praktis," kata Retno, salah satu pengguna e-ticket di halte transjakarta Manggarai, Sabtu, (21/2/2015).

Meskipun sempat merasa kaget saat harus membeli kartu uang elektronik, tetapi Retno tidak merasa keberatan karena kartu tersebut dapat digunakan seterusnya.

"Pertama kali beli waktu itu cuma buat sekali jalan sih di Kampung Melayu sebenarnya, tetapi kaget ternyata harus beli kartunya harga Rp 40 ribu. Ya enggak apa-apa soalnya terpakai juga buat seterusnya," ucap Retno.

Pandangan serupa juga datang dari Fanani. Menurut Fanani, sistem ini lebih praktis karena penumpang hanya perlu menempelkan kartu elektronik tanpa harus mengeluarkan uang.

"Ya bagus lebih praktis enggak perlu mengeluarkan uang receh lagi jadi tinggal tempel saja," ujar Fanani pada Kompas.com.

Warga lainnya, Suci, mengatakan sistem e-ticketing sangat efektif, karena tak perlu antre tiket.

Penerapan e-ticketing di koridor-koridor transjakarta telah dilakukan secara bertahap sejak Agustus 2014. [Baca: Penerapan Tiket Elektronik Transjakarta di Semua Koridor Terancam Berantakan]

Hari ini telah diluncurkan sistem e-ticketing di dua koridor terakhir yaitu di koridor 4 Pulogadung–Dukuh Atas dan koridor 6 Ragunan-Dukuh Atas.

Peluncuran e-ticketing di dua koridor tersebut sekaligus menandai bahwa seluruh koridor transjakarta telah menggunakan sistem e-ticketing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com