Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Antrian Panjang di Halte Transjakarta

Kompas.com - 21/02/2015, 15:19 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Antrian panjang merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di halte Transjakarta. Menurut Direktur Utama PT Transjakarta,  antrian panjang disebabkan oleh jumlah penumpang yang membludak.

"Untuk antrian itu satu kasus khusus ya. Penumpang kita itu lebih cepat bertumbuh daripada kemampuan kita untuk menambah sarana dan prasarana transportasi kita," kata Antonius NS Kosasih, Direktur Utama PT Transjakarta, Sabtu, (21/2/2015).

Kosasih menyebutkan, saat pertama kali dibangun pada 2004 dalam satu hari Transjakarta menampung 12.000-18.000 penumpang. Dalam kurun waktu 10 tahun, penumpang bertambah 25 kali lipat menjadi 300.000 sampai 350.000 setiap hari. Sementara, halte-halte Transjakarta tidak bertambah dan tidak didesain untuk menampung pertumbuhan penumpang sebanyak itu sehingga mengakibatkan antrian panjang.

"Ada peningkatan 25 kali lipat. Sementara halte2 kita tidak bertambah 25 kali lebih banyak. Dulu halte ini tidak didesain untuk pertumbuhan penumpang dengan cepat," tutur Kosasih.

Selain itu, jumlah bus yang belum memadai juga berdampak pada antrian penumpang yang panjang. Oleh karena itu, Transjakarta akan menambah jumlah busnya. "Jumlah bus sedang kita tambah. Jadi kalau jumlah busnya kita tambah, jumlah penumpang yang terangkut jadi lebih banyak," ujar Kosasih.

Sistem pembayaran manual juga mengakibatkan antrian panjang pada halte Transjakarta karena penumpang harus mengantri untuk membeli tiket. Dengan diterapkannya sistem pembayara e-ticket, Kosasih optimis antrian di halte Transjakarta akan berkurang.

Sebelumnya diberitakan, seluruh koridor Transjakarta hari ini telah seratus persen menggunakan sistem pembayaran electronic ticketing (e-ticketing). Dengan penerapan sistem e-ticket seratus persen, maka warga tidak lagi bisa membeli tiket dengan uang tunai.

"Hari ini seluruh koridor transjakarta sudah 100 persen menerapkan e-ticketing. Pembelian tiket Transjakarta tidak bisa tunai lagi," ujar ANS Kosasih, Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta, Sabtu, (21/2/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com