Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Mudah Percaya Kisah Percobaan Penculikan di Media Sosial

Kompas.com - 26/02/2015, 18:55 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kisah percobaan penculikan di media sosial tidak seluruhnya benar. Karena itu, pengguna media sosial sebaiknya lebih cerdas lagi dalam menilai kebenaran dari kisah yang diceritakan di dalam media sosial.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Sulistyo Pudjo mengatakan, kisah-kisah percobaan tindak kejahatan palsu yang dibagikan di media sosial hanya akan menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Makanya masyarakat harus lebih cerdas-lah menilai yang seperti itu," kata Pudjo saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Menurut Pudjo, media sosial seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, ada informasi-informasi bermanfaat yang dapat dibagikan kepada sesama pengguna. Namun, di sisi lain, media ini juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menebar keresahan.

"Media sosial itu 60 persennya berisi hal-hal yang baik, 20 persennya tipu-tipu, 5 persennya isinya ngaco, yang inilah yang perlu diwaspadai," kata Pudjo.

Dia mengatakan, kisah-kisah kriminal yang dibagikan di media sosial harus ditelaah terlebih dahulu sebelum dipercayai. Misalnya, apakah tempat kejadian benar-benar ada dan apakah kondisinya sesuai dengan yang diceritakan di dalam kisah.

Pudjo juga mengatakan, pengguna sosial juga perlu memperhatikan waktu kejadian, apakah logis atau tidak, serta hal-hal yang lain yang mendukung kelogisan kisah.

Terkait kisah percobaan penculikan yang terjadi di Stasiun Bogor baru-baru ini, polisi memastikan kisah itu hoax. Sebab, biasanya penculik memata-matai dulu calon korbannya dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Selain itu, ada motif-motif tertentu dari penculik sebelum melakukan aksinya. Misalnya, jika motif tersebut adalah uang, maka calon korban pun tidak sembarangan, minimal memiliki harta yang banyak. Jika motif dendam, maka korbannya juga berasal dari kalangan tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com