Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cakung Darurat Sampah

Kompas.com - 03/03/2015, 15:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Sampah menjadi permasalahan pelik di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Sekitar 800 titik tempat penimbunan sampah, termasuk tumpukan sampah berusia 15-20 tahun, ditemukan tersebar di beberapa lokasi di kecamatan tersebut.

Tumpukan sampah liar itu tersebar di tengah permukiman padat yang sulit dijangkau alat berat sehingga sukar dibersihkan.

Salah satu timbunan sampah di RT 001 RW 005, Kelurahan Pulogebang, Cakung, sudah 20 tahun tak diangkut. Timbunan sampah itu baru diangkut dua hari terakhir ini setelah sebagian warga mengeluhkan belatung dari timbunan sampah itu merambat di dinding rumah mereka.

Namun, karena tempat pembuangan sementara (TPS) itu berada di tengah permukiman padat, alat berat tak dapat dioperasikan. Pengangkutan sampah akhirnya hanya bisa dilakukan tenaga manusia.

Januari lalu juga ditemukan dua lokasi penimbunan sampah liar berusia lebih dari 15 tahun di Pinus Elok dan Permukiman Industri Kecil Penggilingan, Cakung. Timbunan sampah di Pinus Elok kemudian dibersihkan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur.

Camat Cakung Ali Murtadho, Senin (2/3), mengatakan, permasalahan sampah menjadi beban terbesar di Cakung. Bahkan, menurut dia, saat ini Cakung sedang menghadapi darurat sampah.

"Kami menemukan 800 titik tempat penimbunan sampah liar di permukiman warga," ujar Ali.

Beban sampah itu tak lepas dari jumlah penduduk yang cukup besar di Cakung, yakni mencapai 800.000 jiwa atau hampir 10 persen jumlah penduduk Jakarta. Itu pun yang tercatat sebagai warga Cakung hanya 500.000 jiwa. Sekitar 300.000 orang adalah pendatang yang mengontrak rumah di Cakung.

Cakung, yang juga menjadi kawasan industri Jakarta, setiap hari dipadati pekerja yang mencapai jumlah 500.000 jiwa.

Setidaknya ada 38 pabrik beroperasi di Cakung. "Total ada 1,3 juta jiwa setiap hari di Cakung ini. Beban sampah pun menjadi besar," kata Ali.

Ali mengaku, volume sampah di TPS-TPS liar itu masih dihitung. Hanya, dari observasi sementara ini ditemukan sembilan titik sampah dalam areal cukup luas dan volume sampah yang sangat banyak, yakni di Kelurahan Cakung Timur, Cakung Barat, dan Pulogebang.

Setiap titik diperkirakan memiliki volume sampah hampir 1.000 ton. "Kami baru memperoleh data lokasi TPS liar. Bobot sampah masih dihitung. Namun, dipastikan jumlahnya besar sekali," katanya.

Menurut Ali, paling tidak dibutuhkan 43 truk sampah untuk mengangkut tumpukan sampah di TPS-TPS liar itu. Padahal, saat ini hanya tersedia 22 truk sampah di Kecamatan Cakung. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan penuh dari Dinas dan Suku Dinas Kebersihan.

Lurah Pulogebang Fajar mengakui, untuk mengangkut timbunan sampah di TPS-TPS liar ini juga tidak mudah. Seperti timbunan sampah di RT 001 RW 005 Pulogebang yang berada di tengah permukiman padat. Separuh dari areal lahan kosong seluas 2.180 meter persegi itu dipenuhi sampah setinggi 5 meter.

"Alat berat tak dapat masuk ke lokasi penimbunan sampah di RT 001 RW 005 itu. Jalan keluarnya hanya dapat menggunakan tenaga manusia," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com