Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Nanti Cerita Sama Cucu, Ada Gubernur Berani Lawan Semuanya

Kompas.com - 04/03/2015, 17:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku senang menjalankan sistem e-budgeting dalam menyusun anggaran. Terlebih lagi, Pemprov DKI Jakarta menjadi acuanbagi provinsi lainnya untuk menerapkan sistem ini dalam mengantisipasi munculnya anggaran siluman.

Meskipun hak angket tetap berjalan dan terancam dilaporkan ke pihak berwajib, Basuki menegaskan tetap akan menjalankan e-budgeting dan menolak semua program titipan DPRD DKI Jakarta.

"Dijalanin saja, sudah; dan ini tes pertama di Indonesia, kami tes DPRD apakah tetap ngeyel. Bagus dong, nanti Bapak-Ibu bisa cerita ke cucu, ada gubernur yang berani lawan semuanya," kata Basuki saat memberi pengarahan kepada lurah dan camat, di Balai Kota, Rabu (4/3/2015). 

Pada kesempatan itu, Basuki mengaku telah menemukan banyak usulan program dengan anggaran siluman sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI.

Banyak program yang tiba-tiba masuk ke dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), padahal tidak diusulkan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang).

Banyaknya anggaran siluman serta kasus penyalahgunaan APBD ini berdampak buruk bagi para pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Sebab, dia melanjutkan, PNS-lah yang akhirnya terkena hukuman penjara, sementara, di sisi lain, anggota DPRD selalu lolos dari jeratan hukum.

Padahal, kata Basuki, banyak anggaran siluman ini yang merupakan program titipan anggota DPRD DKI. Anggota Dewan pun selalu berkelit ketika dituding terlibat dalam penyalahgunaan anggaran. Sebab, lembaga eksekutif-lah yang berwenang menyusun serta membuat anggaran.

"Ada enggak, anggota Dewan yang masuk penjara? Tidak. Semuanya (orang dari lembaga) eksekutif yang kena. Kasihan SKPD yang masuk penjara karena DPRD tidak ada yang mengaku itu anggaran titipan mereka. Makanya, sekarang Pak (Presiden) Jokowi paksakan (penyusunan anggaran) harus pakai e-budgeting agar tidak ada lagi anggaran siluman itu," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Mendengar itu, 267 lurah dan 44 camat yang memadati Balai Agung bertepuk tangan riuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com