Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Tim Angket Ingin Panggil Veronica Tan...

Kompas.com - 13/03/2015, 21:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota panitia hak angket DPRD DKI Jakarta, Selamat Nurdin, mengoreksi pernyataan ketuanya, Mohamad Sangaji, terkait alasan pemanggilan istri Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Veronica Tan. Ia mengatakan, pemanggilan tak terkait dengan kekisruhan penyerahan draf Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2015, tetapi terkait dugaan pelanggaran etika dalam tata kelola pemerintahan.

Menurut Selamat, ada dugaan keterlibatan keluarga Ahok dalam proyek pemerintah. Selamat menyinggung soal rapat rencana revitalisasi Kota Tua yang diduga dipimpin oleh Veronica.

"Mengevaluasi pemerintah daerah secara etik. Salah satunya tentang dugaan rapat ini (istri gubernur memimpin rapat), yang secara good governance kurang sehat," ucap politisi PKS itu, di Gedung DPRD DKI, Jumat (13/3/2015).

Meski demikian, Selamat mengatakan, ada kemungkinan pihaknya tidak jadi memanggil Veronica. Namun, hal itu baru akan dilakukan apabila semua anggota panitia hak angket menyatakan semua keterangan yang diperoleh dari para pejabat DKI, terkait dengan revitalisasi Kota Tua, dinilai cukup.

Sebagai informasi, pada rapat yang digelar hari ini, panitia hak angket memanggil tiga orang pejabat DKI, masing-masing Deputi Gubernur bidang Pariwisata Sylviana Murni, Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani, dan Kepala Dinas Pariwisata Purba Hutapea.

"Mungkin kalau ini (keterangan dari pejabat) sudah cukup, ya cukup. Karena kita lihat perkembangan. Kita tidak akan sampai memaksa orang mengakui dia bersalah. Panitia hak angket kan hanya mencari tahu tentang dua hal, yakni tentang RAPBD dan etika dalam tata kelola pemerintah daerah," ucap dia.

Sebagai informasi, saat rapat berlangsung, anggota panitia hak angket mencecar para pejabat yang hadir. Yang mereka tanyakan adalah kapasitas dan kompetensi Veronica sehingga diperkenankan memimpin rapat mengenai revitalisasi Kota Tua, di Balai Kota DKI Jakarta, pada Kamis (5/3/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com