Kepala Subdit Tahbang/Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto mengatakan, truk-truk yang menjadi sasaran begal adalah yang terparkir di pinggir jalan sepi.
Biasanya, perampokan terjadi di pinggir jalan tol. "Biasanya kan sopir-sopir truk itu mengantuk dan ingin beristirahat. Karena sudah terlalu capek, mungkin sulit menemukan rest area, mereka parkir di pinggir jalan," kata Didik di Mapolda Metro Jaya, Selasa (17/3/2015).
Namun, parkir di pinggir jalan, apalagi berjauhan dari truk lainnya, justru membuat mereka menjadi sasaran empuk begal. Komplotan begal biasanya menyisir jalan tol dan mencari truk bermuatan yang diparkir di pinggir jalan. [Baca: Berbekal Pistol Mainan, Komplotan Ini Rampok Truk dan Muatannya]
Komplotan begal yang umumnya terdiri dari lima sampai enam orang kemudian menghampiri truk yang diparkir tersebut, lalu mengetuk dan membuka pintunya.
Komplotan begal selanjutnya mengancam sopir dengan senjata tajam atau senjata api, serta menariknya keluar dari dalam kendaraan.
Sopir truk yang tengah beristirahat kemudian diikat di bagian mulut, mata, dan tangannya, lalu dimasukkan ke dalam mobil pelaku dan dibuang di suatu tempat yang sepi.
Selanjutnya, truk biasanya kemudian dijual sebagai besi tua.
Artinya, truk sudah dipreteli dalam bentuk potongan-potongan. Sementara itu, muatan dijual ke penadah, dan biasanya didistribusikan ke luar kota.