"Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu," ujar Dekan FF UI Mardi Jufri, Selasa (17/3/2015).
Sementara itu, Kepala Humas FF UI Devfanny Aprilia Artha mengakui, jumlah mahasiswa yang diterima tidak diimbangi dengan penambahan sarana dan prasarana. Insiden ledakan yang bersumber dari labu distilasi pada Senin (16/3/2015), kata Devfanny, akan menjadi bahan evaluasi pihak kampus.
Seperti diwartakan, ledakan terjadi lantaran suhu yang terlalu tinggi. Akibatnya, 15 mahasiswa menjadi korban. Lima di antaranya mendapatkan perawatan intensif akibat insiden itu. Bahkan, seorang korban, Citra Sari Purbandini, mendapat luka cukup serius karena pecahan kaca masuk ke bagian matanya.
Dalam distilasi atau penyulingan itu, mahasiswa diminta memisahkan campuran asam, fenol, alkohol, dan air dalam labu distilasi 500 mL. Suhu yang dibutuhkan untuk memisahkan alkohol dari campuran itu 60-70 derajat celsius.
Namun, salah satu kelompok, yakni kelompok A5, terus memanaskan labu hingga suhu 100 derajat celsius dan cairan di dalam labu hampir kering. Tekanan dan suhu yang tinggi menyebabkan labu meledak dan serpihannya berhamburan mengenai mahasiswa.
Mahasiswa yang melakukan praktikum hanya mengenakan jas laboratorium dan tidak menggunakan peralatan keselamatan lain, seperti masker, kacamata, dan sarung tangan, karena berpikir zat kimia yang digunakan selama praktikum tidak berbahaya.
Praktikum diawasi tiga dosen, tiga asisten dosen, seorang laboran, dan seorang teknisi. "Sebenarnya jumlah mahasiswa yang praktikum melebihi kapasitas sehingga pengawasan selama praktikum tidak maksimal," ujar Devfanny.
Diduga ada kelalaian
Seorang dosen pada Jurusan Kimia UI mengatakan, ada unsur kelalaian dari insiden tersebut.
"Kejadian ini memang kecelakaan. Tetapi, ini juga keteledoran karena pengawasannya minim," ujar dosen yang enggan disebut namanya.
Sumber tersebut mengatakan, sebelumnya juga terjadi ledakan di Laboratorium Kimia pada 5 Februari lalu. Dalam ledakan tersebut, satu karyawan mengalami luka ringan. Kejadian ledakan yang terulang menunjukkan adanya kelalaian dalam aktivitas di laboratorium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.