Dugaan ini ditepis salah seorang pekerja di pabrik tersebut. Pekerja yang menolak disebutkan namanya ini mengaku, perusahaan itu tidak mencampur air untuk pembuatan es tersebut dengan bahan berbahaya.
"Enggak ada. Di sini pakai air PAM. Air itu ditampung di tangki air yang ada di sudut sana," kata pekerja yang tinggal di balik mes pabrik tersebut kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2015).
Dia mengaku bekerja menarik es yang telah dicetak ke truk pengangkut. Pekerja ini mengatakan, kalau dicampuri bahan berbahaya, tentunya bukan satu masalah saja yang muncul.
"Di sini ribuan yang diproduksi setiap hari, masa yang keracunan satu orang itu," ujarnya merujuk pemberitaan yang berkembang.
Hal senada diungkapkan petugas sekuriti pabrik tersebut. Menurut dia, pihak perusahaan membayar Rp 50 juta per bulan untuk membeli air dari PAM. Ia menepis tudingan bahwa pabrik itu menggunakan zat berbahaya. Ia menyebut, pabrik itu sudah berdiri sejak tahun 1978, dan baru sekali ini terkena masalah.
Pabrik itu, menurut dia, juga menggunakan air yang layak untuk membuat es. Ia juga membantah bahwa perusahaan itu disebut mengambil air dari aliran air Kalimalang.
"Di sini, air kami ambil dari PAM dan dari Bekasi. Kalau dibilang dicampur kaporit dan ANP, dari mana? PAM juga campur kaporit, kan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.