Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dugaan Korupsi APBD 2014, Ahok Ingin AU dan Anaknya Diproses Hukum

Kompas.com - 27/03/2015, 22:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan adanya dugaan korupsi dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2014. Dalam laporan tersebut, pejabat pembuat komitmen (PPK) berinisial AU diduga ikut "bermain" dalam mata anggaran pengadaan buku.

Selain itu, diduga kuat pengadaan enam seri buku tersebut ialah untuk kepentingan kampanye anak AU, yang saat itu menjadi caleg Gerindra, RAS.

Jika terbukti mengalami kerugian negara, Basuki menginginkan mereka mendekam dalam penjara. 

"Tangkapin saja, tangkapin dan penjarain," kata Basuki di Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat (27/3/2015). 

Kendati demikian, Basuki enggan berbicara banyak perihal kasus yang menjerat pihak eksekutif dan legislatif ini. Basuki mengaku lebih menyerahkan hal ini kepada aparat berwenang. "Nanti biar hukum yang buktiin," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Dalam pengadaan enam judul buku pada APBD 2014 ditemukan indikasi adanya penggelembungan harga yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp 2,1 miliar.

Pengadaan buku itu diduga ada persekongkolan antara PPK, distributor, peserta, dan pemenang lelang.

Direktur PT FS memiliki keterkaitan dengan PPK berinisial AU dan mereka sama-sama pengurus Palang Merah Indonesia (PMI).

Adapun keenam judul buku yang telah diterbitkan dan pengadaannya menggunakan pos anggaran Dinas Pendidikan dalam APBD DKI 2014 dan diduga buku "kampanye" RAS adalah Dari Kampoeng Hingga Metropolitan, Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi, Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit, Dari Delman Menuju MRT, Perempuan Betawi Menyusui, dan Urban Batavia Urban Jakarta.

Berdasarkan dokumen APBD 2014, anggaran pengadaan buku itu terbilang fantastis. Buku Dari Delman Menuju MRT dianggarkan untuk siswa SD, SMP, SMA, dan SMK.

Untuk siswa SD, anggarannya Rp 830 juta, alokasi SMP senilai Rp 600 juta, untuk siswa SMA sebesar Rp 500 juta, dan untuk siswa SMK sebesar Rp 500 juta.

Sementara itu, anggaran buku Urban Batavia Urban Jakarta ialah senilai Rp 500 juta. Buku Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit untuk siswa SMA dan SMK sebesar Rp 500 juta, dan buku Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi senilai Rp 500 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com