Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Gunakan E-Musrenbang Susun APBD 2016

Kompas.com - 01/04/2015, 08:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan pengumpulan usulan masyarakat melalui musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) untuk menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016 akan menggunakan sistem elektronik atau e-musrenbang.

"Iya, tahun ini kami mulai (gunakan e-musrenbang). Jadi kami harapkan APBD 2016 itu dari KUAPPAS (kebijakan umum anggaran plafon prioritas anggaran sementara) berjalan dengan baik. Jadi tidak perlu lagi kami berantem sama DPRD karena unya pokok-pokok pikiran yang dimasukkin ke paripurna, masukin (pokir) ke e-musrenbang," kata Basuki saat memberi pengarahan di musrenbang Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2015) kemarin.

Penerapan e-musrenbang itu, lanjut Basuki, untuk mewujudkan sistem pembahasan anggaran DKI yang transparan. Menurut dia, selama ini warga tidak mengetahui usulan program mana saja yang dianggarkan dalam RAPBD.

Dengan menggunakan e-musrenbang, seluruh masyarakat, kelurahan, kecamatan, anggota DPRD, hingga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dapat melihat usulan-usulan apa saja yang ditampung di dalam RAPBD. Menurut Basuki, tak jarang kegiatan yang diusulkan di musrenbang tidak terealisasi atau realisasinya beda seperti pembahasan.

"Program yang diusulkan misalnya barang A, justru yang muncul bukan barang yang dimaksud malah barang B," kata Basuki. 

Nantinya, lanjut dia, e-musrenbang tersebut juga akan dikirim melalui sistem Jakarta Smart City. Dengan demikian, akan ketahuan secara detail pihak mana yang mengganti-ganti kegiatan. DPRD, lanjut dia, juga akan terbantu dengan penerapan sistem ini.

"Kan sekarang (anggota) DPRD juga sudah lakukan (sampaikan) apa-apa maunya konstituen mereka minta apa. Selama ini kan DPRD kasihan juga kalau turun ke lapangan, di tengah jalan minta apa, tapi setelah pemilu enggak dikerjain, anggota DPRD-nya yang stres tuh. Kalau sekarang enggak," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com