Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Dibilang Enggak Kerja, Pak Jokowi Dong...

Kompas.com - 06/04/2015, 14:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik pernyataan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik yang menyebut serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2014 hanya di bawah 40 persen. Menurut Basuki, serapan APBD DKI 2014 mencapai 59 persen dari total Rp 72,9 triliun.

Ia juga tidak sepakat bila dikatakan selama tahun 2014 tidak bekerja. "Kalau saya dibilang enggak kerja, Taufik salah sasaran. Kalau dibilang enggak kerja, Pak Jokowi dong, kan 10 bulan (tahun 2014) Pak Jokowi yang jadi Gubernur, bukan Ahok, gue cuma dua bulan," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (6/4/2015). 

Basuki kemudian menjelaskan penyebab serapan APBD 2014 rendah. Hal ini dikarenakan perintah atau instruksi Jokowi saat menjadi Gubernur DKI dahulu.

Mereka berdua memutuskan untuk mengganti semua pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang diduga kerap bekerja sama dengan oknum DPRD DKI untuk memasukkan pokok pikiran (pokir).

"Makanya dalam sejarah DKI yang paling banyak terjadi penyerapan anggaran paling rendah itu anggaran tahun 2014. Karena kami copot pokir-pokir DPRD," kata Ahok, sapaan Basuki. 

Pokir-pokir inilah yang terindikasi anggaran siluman oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI. [Baca: Kata Taufik, Ini Dua Kegagalan Pemprov DKI pada Tahun 2014]

Kata dia, pokir dari APBD 2012 hingga RAPBD 2015 mencapai Rp 40 triliun. Selama DKI belum membuka adanya pokir ini, baik eksekutif maupun legislatif tidak ada yang mengakui memasukkan anggaran siluman sejak tahun 2012 lalu.

"Jadi bukan berarti Pak Jokowi kagak kerja, tetapi kami kagak mau dianggap kerja tetapi dicolongin oknum-oknum. Pendapatan kami juga di atas Rp 5,8 triliun, khususnya pajak kendaraan bermotor dan pajak balik nama," kata Basuki.

Sebelumnya Taufik menyesali keputusan Jokowi Basuki untuk menaikkan jumlah APBD sebesar hampir Rp 20 triliun dari APBD tahun sebelumnya. Hal itu terjadi saat penetapan APBD 2014 sebesar Rp 72,9 triliun.

Padahal, APBD tahun sebelumnya hanya mencapai Rp 50,109 triliun. Hal itulah dinilainya menjadi penyebab defisitnya APBD DKI tahun 2014. [Baca: Taufik Anggap Jokowi-Ahok Sudah Merusak Tata Pengelolaan Anggaran di DKI]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com