Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Alfi Sering Merayu Lewat Twitter

Kompas.com - 15/04/2015, 14:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembunuh Deudeuh Alfi Sahrin, RS (24), ternyata kerap merayu perempuan-perempuan yang diduga berprofesi pekerja seks melalui Twitter. Dengan akun Twitter @Santos06yoyo, guru privat itu melancarkan sejumlah rayuan dan ajakan kencan.

Dari pelacakan lewat akun Twitter tersebut, Kompas.com juga melihat RS merayu Alfi. Kicauan yang menyebut akun Twitter Alfi, @tataa_chubby itu dibuat pertama pada 10 Maret 2015 lalu.

Kicauan selanjutnya yang menyebut akun Alfi dibuat pada 29 Maret dan 31 Maret 2015. Dalam kicauan tersebut, RS terlihat hendak mengajak Alfi berkencan.

Janji kencan lewat Twitter antara RS dan Alfi itu juga diakui oleh Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Ajun Komisaris Besar Albert Sianipar.

Ia mengatakan, Twitter telah menjadi media perantara RS dan Alfi hingga pernah dua kali berkencan.

"Pertama berkencan pada pertengahan Maret kemarin, kedua pada 10 April 2015 itu. Jadi peristiwa itu terjadi di kencan kedua," kata Albert, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (15/4/2015).

Ia menjelaskan, setelah janjian, waktu kencan disepakati pada Jumat (10/4/2015). Pada hari itu setelah RS selesai bekerja, ia langsung mendatangi kamar kos Alfi.

RS diketahui merupakan seorang guru privat yang bekerja di kawasan Kedoya, Jakarta Barat. RS sudah memiliki seorang istri yang sedang mengandung. Ia bahkan telah memiliki anak berusia delapan tahun.

RS tersinggung saat Alfi menyebutkan bau badan saat tengah berhubungan badan. Kemudian, tanpa pikir panjang, RS langsung mencekik Alfi hingga lemas.

Menyadari Alfi belum tewas, RS juga melilit leher Alfi dengan kabel dan menyumpal mulutnya dengan kaus kaki milik RS. Alfi pun tewas karena kehabisan napas.

Diketahui, Alfi ditemukan tewas dalam kondisi leher terlilit di kamar kosnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu (11/4/2015) pukul 19.00 WIB.

Dari hasil otopsi, ia diperkirakan tewas 10 jam sebelum ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Ibu beranak satu ini ditemukan tewas dalam keadaan tak berbusana dengan ditutupi bed cover dan mulut disumpal kaus kaki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com