Basuki menjelaskan banyak warga terbantu dengan keberadaan PKL. Namun, kini banyak PKL yang berdagang dengan tidak memperhatikan kebersihan dagangan dan kerap membuat jalanan menjadi macet.
"Saya mau kasih Rp1 triliun untuk PKL di DKI Jakarta. Karena disadari atau tidak, PKL dan pengusaha kecil menengah itu jadi penggerak perekonomian ibu kota," kata Basuki, dalam acara Women for the World, di Balai Kota, Kamis (7/5/2015).
Anggaran tersebut, lanjut dia, salah satunya dialokasikan untuk pemberian modal kepada para PKL sebesar Rp 5 juta tiap orangnya. Nantinya pedagang itu akan didata oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI dan wajib membayar retribusi autodebet Bank DKI.
PKL itu tidak boleh lagi memberi uang kepada oknum maupun preman penyewa lahan di sana. Selain mengalokasikan sejumlah anggaran, Basuki juga akan mengajukan revisi Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Pemprov DKI akan merevisi lokasi berdagang dan perizinan pedagang agar tidak mengganggu lalu lintas.
"Bapak Ibu tahu tidak ada iklan orang lagi tidur terus kepikiran 'mau bakso' buk, tiba-tiba ada gerobak bakso. Nah itu berarti memang hakekat PKL itu ada dimana-mana, bukan kita yang menghampiri mereka tapi mereka yang menghampiri mereka. Rezeki mereka memang ada di lokasi-lokasi yang ramai warga," kata Basuki.
"Dulu saya berpikir uang Rp1 triliun itu besar untuk kegiatan segala macam. Tapi pandangan itu berubah ketika saya di Jakarta. Jangankan kasih pedagang uang segitu, dana buat pengadaan UPS (uninterruptible power supply) yang fungsinya USB saja bisa sampai Rp 1,2 triliun kok," kelakar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.