Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI: Pejabat Harus Sesuai Bidang Keahlian

Kompas.com - 17/05/2015, 16:07 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra Prabowo Soenirman mengatakan rotasi pejabat eselon III dan IV harus memerhatikan keahlian dan kemampuan. Pejabat yang dirotasi harus memiliki pengalaman yang akan membantunya dalam menjalankan tugasnya.

"Rotasi memang perlu dan sebaiknya penempatan orang sesuai bidangnya serta yang sudah mempunyai pengalaman," ujar Prabowo ketika dihubungi, Minggu (17/5/2015).

Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga harus transparan dalam memilih orang-orang yang ditempatkan dalam jabatan tertentu. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa memantau kinerja pejabat hasil pilihan Pemerintah Provinsi DKI itu.

"Fit and proper test (uji kepatutan dan kelayakan) harus dilakukan secara transparan dan hasilnya diumumkan secara terbuka sehingga masyarakat bisa mengkritisi jika penempatannya tidak sesuai hasil test," ujar dia.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik. Ia mengatakan, Pemprov DKI harus terbuka dengan alasan diangkat atau digantinya seorang pejabat dari jabatannya.

"Sebaiknya kriteria orang yang diangkat dan yang diganti jelas dan disampaikan secara terbuka, sehingga orang bisa punya kejaran target waktu dalam melaksanakan tugas," ujar Taufik, Minggu.

Menurut Taufik, dengan melakukan hal tersebut, maka ada indikator yang jelas bagi pejabat yang diganti. Pejabat yang ditunjuk pun dapat terpacu untuk melakukan tugasnya dengan baik. Sebab, dia mengetahui hal-hal apa saja yang bisa membuat ia dicopot atau dipromosikan.

"Kalau tidak jelas ukurannya dan tidak terbuka, nanti terkesan ada faktor suka dan tidak suka. Ini yang dapat menyebabkan kelambatan dalam pelaksanaan pembangunan, karena orang senantiasa dibayangi ketidaktetapan," ujar Taufik.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama akan melantik sebanyak 649 pejabat eselon III dan IV, di halaman Balai Kota, Senin (18/5/2015) mendatang. Dalam pelantikan itu akan ada pegawai yang dimutasi, dipromosikan, dipindah ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain, dan juga ada yang dijadikan staf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com