Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Yayasan Adhy Niaga Jelaskan Prosedur Pengeluaran Ijazah

Kompas.com - 26/05/2015, 18:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Adhy Niaga Adhy Firdaus menjelaskan prosedur pembuatan ijazah yang dilakukan kampusnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Adhy Niaga. Prosedur yang dia terangkan sama dengan proses dibuatnya ijazah di kampus-kampus lainnya.

"Anda daftar dulu jadi mahasiswa Adhy Niaga, setelah itu kalau Anda ikut perkuliahan. Jika dianggap selesai, sudah waktunya susun skripsi, anda lakukan penelitian di bawah bimbingan kita. Setelah itu diuji skripsinya. Skripsi Anda lulus. Saat itu Anda berhak menyandang gelar sarjana," Adhy di Bekasi, Selasa (26/5/2015).

Adhy mengatakan sejak tahun 2001, pihak kampus diberikan otoritas untuk mengeluarkan ijazah dan menentukan layak atau tidak mahasiswa tersebut diberi gelar sarjana. Berdasarkan hal itu, STIE Adhy Niaga pun melakukan sejumlah standarisasi bagi mahasiswa mereka agar bisa lulus.

Setelah mahasiswa dinyatakan lulus, instansinya akan membuat laporan ke pusat data perguruan tinggi (PDPT). "Begitu dapat approve ya sudah. Begitu sudah valis baru kita buat ijazah," ujar Adhy.

Sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) telah melakukan inspeksi mendadak ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STEI) Adhy Niaga di Jalan Jenderal Sudirman, Bekasi, beberapa hari yang lalu. Sidak tersebut terkait dengan adanya laporan mengenai praktik jual beli ijasah palsu di kampus tersebut.

Kemenristek Dikti juga melaporkan Universitas Berkley yang bertempat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta ke Bareskrim Polri. Perguruan tinggi tersebut diduga memalsukan ijazah dan menyelenggarakan pendidikan yang tidak sesuai dengan peraturan perguruan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com