Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Ruang Isolasi untuk Antisipasi Virus MERS di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 12/06/2015, 08:03 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pihak Bandara Soekarno-Hatta Tangerang menyediakan dua ruang isolasi di dua terminal kedatangan, yaitu Terminal 2D dan 2E. Ruang tersebut kini dikhususkan untuk mengamankan penumpang dari luar negeri yang diduga terjangkit virus sindrom pernapasan timur tengah atau MERS.

Kompas.com sempat melihat kondisi ruang isolasi yang ada di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta. Ruangan tersebut didesain mirip dengan klinik kecil dengan sejumlah peralatan dan tempat tidur pasien layaknya di rumah sakit atau puskesmas.

Selain itu, ada sejumlah peralatan berupa masker, sepatu bot, pakaian steril, dan lainnya yang merupakan protective gear untuk petugas di sana.

"Ini protective gear dipakai petugas di sini kalau ada penumpang yang diduga terkena virus MERS," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta, Oenedo Gumarang, Kamis (11/6/2015).

Petugas di bandara menyimpulkan seorang penumpang diduga terjangkit virus MERS setelah melewat pemeriksaan melalui mesin thermo scanner atau pendeteksi suhu tubuh.

Mesin tersebut ditempatkan di salah satu lorong, tempat di mana penumpang yang baru tiba akan lewat untuk menuju ke tempat pengambilan bagasi.

Cara kerja mesin itu pun sederhana, yakni langsung merekam suhu badan setiap orang yang lewat di sana. Jika didapati ada yang suhu badannya 38 derajat celsius ke atas, orang tersebut akan diarahkan ke holding room untuk diwawancara sejenak oleh dokter yang berjaga.

Dokter itu akan menyimpulkan apakah penumpang akan dimasukkan ke ruang isolasi atau tidak. Di ruang isolasi, ada dua dokter. Mereka yang mengenakan protective gear akan memeriksa lebih detail kondisi tubuh si penumpang yang diduga kena virus MERS.

Jika dirasa perlu, petugas akan merujuk penumpang itu ke Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

"Kita pilih di RSPI itu karena dekat dengan litbangnya, jadi bisa diteliti lebih lanjut," kata Gumarang.

Petugas di ruang isolasi akan meneruskan informasi tentang penumpang yang diduga kena virus MERS ke Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan.

Penumpang tersebut juga akan mendapatkan perawatan secara intensif sehingga virus MERS diharapkan tidak menular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com