Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Polisi soal Penyidikan Kasus Akseyna yang Dinilai Jalan di Tempat

Kompas.com - 12/06/2015, 19:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi membantah penyidikan kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia Akseyna Ahad Dori jalan di tempat. Sebab, kata polisi, selalu ada bukti dan petunjuk baru yang ditemukan.

"Kami tidak pernah jalan di tempat. Kami berjalan. Kami terus mengintensifkan pengumpulan alat bukti, petunjuk, dokumen dan petunjuk," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, Jumat (12/6/2015) di Mapolda Metro Jaya.

Ia, mengatakan, penyidik bukan hanya mencari bukti-bukti di tempat kejadian perkara penemuan mayat Akseyna, melainkan juga dari berbagai tempat ia pernah berada. Menurut Krishna, itulah yang sedang dikembangkan.

"Misalnya ada DNA dan percikan darah juga terus kami kembangkan. Kami temukan lalu kami olah, kami analisa," kata Krishna. [Baca: Penyidikan Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI Jalan di Tempat]

Ia menegaskan, polisi terus berupaya untuk mengungkap kasus ini. Namun, polisi juga belum bisa terlalu terbuka kepada publik soal kelanjutan penyidikan kasus.

Menurut dia, semua petunjuk dari olah TKP dibutuhkan untuk kerangka proses penyelidikan dan penyidikan. Petunjuk itu ada yang bisa dibuka dan tidak dibuka ke publik.

Salah satu yang tidak bisa ke publik, yakni dugaan pelaku. Meskipun telah memiliki dugaan, tetapi polisi masih mengumpulkan bukti-bukti untuk menguatkan dugaan tersebut.

Kasus kematian Akseyna sudah diarahkan ke dugaan pembunuhan. Polisi pun telah menaikan status penanganan menjadi penyidikan. Proses tersebut sudah berlangsung selama dua bulan lebih. Namun, polisi belum juga menemukan tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com