Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Terpaksa PNS dan Sindiran Ahok

Kompas.com - 30/06/2015, 13:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada peluncuran kompetisi Hackathon Jakarta 2015 (HackJak 2015) di Balai Kota, moderator Rene Suhardono, mengawali acara dengan menyapa peserta acara. Jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI memenuhi bangku yang berada di barisan sebelah kanan, sementara tamu undangan lain berada di barisan sebelah kiri termasuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa (30/6/2015).

Sambil bercanda, Rene sempat menyinggung cara tersenyum dan bertepuktangan kedua barisan itu. "Saya takut ada di depan ini, barisan kanan enggak ada senyumnya. Beda sama sebelah kiri," ujar Rene.

Sebenarnya, pernyataan itu hanyalah gurauan agar seluruh peserta acara bisa lebih santai sepanjang acara tersebut. Akan tetapi, Basuki menggunakan gurauan itu sebagai sindiran dalam sambutannya.

Demi mendukung portal data DKI Jakarta yaitu data.jakarta.go.id, seluruh kepala SKPD diwajibkan untuk memasukkan data-data mereka ke dalam portal. Selain itu, data tersebut juga harus diperbarui dalam jangka waktu tertentu.

Ahok (sapaan Basuki) mengeluhkan masih ada beberapa SKPD yang sulit dalam memberikan data. Menggunakan gurauan Rene di awal, Ahok menyebutkan hal itu lah yang membuat para SKPD susah senyum.

"Data ini jangan Anda umpetin. Ini kenapa tadi pada enggak senyum, karena (mereka) ditugaskan banyak PR (pekerjaan rumah). Semua data harus ada di data jakarta.go.id," ujar Ahok.

Ahok mengatakan demi keterbukaan infofmasi dia tidak akan segan-segan menstafkan kepala SKPD yang menentang rencananya. "SKPD mana yang enggak mau open data, kita stafkan," ujarnya.

Ahok mengatakan keterbukaan data seperti ini sebenarnya memiliki dampak negatif bagi PNS nakal. Dia memberi contoh dengan membuka data, masyarakat menjadi tahu apa saja aset-aset milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Secara otomatis, masyarakat juga bisa memantau penggunaan aset tersebut. Tidak terkecuali dengan penataan pedagang kaki lima.

Secara tidak langsung, Ahok mengaku lebih memilih memecat orang yang belum tentu bersalah daripada mempertaruhkan masa depan masyarakat Jakarta di tangan orang yang salah.

"Misal saya dapat laporan PKL setor uang Rp 1 juta ke oknum camat. Pas saya tanya, mereka bilang 'enggak camatnya baik,'. Pokoknya kalau ada suara sumbang tentang kamu, ya pecat saja deh, mending kamu yang sial daripada saya yang sial," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Megapolitan
Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset'

Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset"

Megapolitan
Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Megapolitan
Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Megapolitan
Pekan Depan, KASN Rilis Hasil Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Pekan Depan, KASN Rilis Hasil Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Tentukan Jumlah Pantarlih hingga Anggaran Pilgub, KPU Jakarta Gelar Rakor Pemetaan TPS

Tentukan Jumlah Pantarlih hingga Anggaran Pilgub, KPU Jakarta Gelar Rakor Pemetaan TPS

Megapolitan
Pagi Ini, Banjir Rendam 38 RT di Jakarta Akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Banjir Rendam 38 RT di Jakarta Akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
KPU Jakarta Petakan TPS Jelang Pilkada 2024: Jumlah DPT 600 Orang Per TPS

KPU Jakarta Petakan TPS Jelang Pilkada 2024: Jumlah DPT 600 Orang Per TPS

Megapolitan
Bawaslu Depok Tidak Temukan Jejak Dugaan Supian Suri Lakukan Politik Praktis

Bawaslu Depok Tidak Temukan Jejak Dugaan Supian Suri Lakukan Politik Praktis

Megapolitan
KPU Jakarta Bakal Luncurkan Maskot dan Jingle Pilkada 2024

KPU Jakarta Bakal Luncurkan Maskot dan Jingle Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 25 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 25 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com