Ilham merupakan seorang mahasiswa yang mengirim ancaman bom ke maskapai penerbangan Singapore Airlines, 1 Juli 2015 lalu.
Salah satu warga, Jeffry (28), menyebutkan, kejadian penangkapan terhadap Ilham berlangsung cepat. Sejumlah polisi tiba dengan beberapa mobil hitam, lalu langsung masuk ke salah satu rumah yang merupakan tempat kos Ilham.
"Ramai sekali pas kemarin itu. Kita pikir ada teroris yang digerebek. Ternyata, itu tempat kos mahasiswa. Kita kaget juga ada masalah apa," kata Jeffry kepada Kompas.com, Rabu (8/7/2015). [Baca: Polisi Gali Motif Mahasiswa yang Teror Singapore Airlines]
Warga lainnya, Dinda (34), menyebutkan, tidak ada yang aneh dengan aktivitas Ilham selama tinggal di sana. Di dalam rumah kos itu, Ilham tinggal dengan tiga orang temannya yang sama-sama berkuliah di kawasan Serpong.
Namun, sejak ada peristiwa penangkapan Ilham kemarin, tiga temannya juga tidak terlihat lagi di sana.
"Dengar-dengar sih yang enggak ditangkap itu langsung diangkut sama orangtuanya. Mereka langsung dijemput berapa jam habis polisi nangkap itu," ujar Dinda.
Petugas sekuriti Cluster Barleria, Azis, mengaku tidak tahu-menahu soal penangkapan itu. [Baca: Bareskrim Tangkap Pengancam Bom Singapore Airlines]
"Ditanyakan langsung ke Mabes Polri saja, Mas. Kita enggak tahu apa-apa, kita enggak bohong, memang enggak tahu apa-apa soal itu," kata Azis.
Sampai saat ini, Ilham masih diperiksa di Gedung Bareskrim Polri. Menurut keterangan sementara, Ilham diketahui mengirimkan surat elektronik (e-mail) ke perusahaan maskapai Singapore Airlines.
Dalam surat itu, Ilham meminta tidak boleh ada pesawat yang lepas landas karena telah diletakkan bom di dalamnya. Akibat tindakan Ilham, Singapore Airlines sempat mengalami delay tiga jadwal penerbangan pada hari itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.