Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendatang yang Tertuduh

Kompas.com - 22/07/2015, 06:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Migrasi ke Jakarta sudah biasa terjadi usai perayaan Idul Fitri. Tak sedikit pemudik yang kembali ke Jakarta membawa serta sanak saudara atau tetangga untuk mengadu nasib di Ibu Kota.

Dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, sejak Lebaran tahun lalu hingga Juni 2015, tercatat 152.000 pendatang baru di Jakarta. Pada tahun 2014 saja Dinas Dukcapil mencatat jumlah pendatang baru di Jakarta sebanyak 68.500 orang, meningkat dibandingkan setahun sebelumnya yang sebanyak 51.500 orang.

Para pendatang ini acapkali dicap sebagai biang masalah sosial di perkotaan. Hingga tak heran, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan syarat bagi para pendatang Jakarta.

Namun, apakah benar para pendatang ini yang menjadi sumber masalah di perkotaan?

Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga meyakini betul pendatang bukanlah sumber masalah perkotaan.

Menurut Nirwono, masalah sosial di perkotaan justru disebabkan ketidakmampuan pemerintah daerah sendiri untuk menyediakan ruang gerak ekonomi dan sosial yang cukup, serta pemahaman yang salah kaprah soal urbanisasi.

“Kita itu selalu menganggap kedatangan para pemudik dari desa ke kota, termasuk ke Jakarta ini, adalah bagian dari urbanisasi. Padahal dalam ilmu perkotaan, pemahaman urbanisasi yang benar adalah proses menjadi kota. Pemahaman yang salah kaprah ini yang mengakibatkan seluruh kebijakan penanganan pemudik dan pendatang ke Jakarta salah kaprah,” kata Joga berbincang dengan Kompas.com, Selasa (21/7/2015).

Jumlah kelahiran

Contoh menarik yang disampaikan Nirwono, dalam 10 tahun terakhir ini jumlah pendatang ke Jakarta sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran penduduk Jakarta.

Dalam kajian Nirwono, jumlah kelahiran penduduk Jakarta tercatat sebesar 1,4 persen. Sementara, jumlah pendatang tidak sampai 0,4 persen dari penduduk Jakarta.

“Jadi tidak benar bahwa akibat migrasi, kemudian mengakibatkan Jakarta tambah sesak,” kata Joga.

Hasil menarik lainnya, yaitu lebih banyak penduduk kelas menengah Jakarta yang pindah ke daerah-daerah pinggiran yakni Bodetabek, dibandingkan dengan jumlah pendatang Jakarta.

Nirwono mengatakan, meskipun data menunjukkan seperti itu, akibat pemahaman yang keliru tentang urbanisasi, maka layak jika pemerintah salah dalam mengambil kebijakan penanganan pendatang.

Masalah sosial

Nirwono menambahkan, jika dicermati masalah sosial di perkotaan sebetulnya disebabkan ketidakmampuan Pemda untuk menyediakan perumahan yang layak, menyediakan lapangan kerja yang memadai, mengatasi kemacetan lalu-lintas yang ditimbulkan, serta mengatasi menjamurnya kampung kumuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Bocah di Bekasi Hanyut Terbawa Arus Selokan Saat Bermain Banjir

Bocah di Bekasi Hanyut Terbawa Arus Selokan Saat Bermain Banjir

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com