Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Bicara Konsep "Rahmatan Lil Alamin" dan Jakarta Islamic Center

Kompas.com - 08/08/2015, 09:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki banyak rencana untuk mengembangkan pendidikan agama Islam di Ibu Kota. Salah satunya adalah pembangunan Pesantren Yayasan Pondok Karya Pembangunan (PKP) yang dapat menampung hingga 2.000 anak.

Melalui pembangunan pesantren tersebut, Basuki menginginkan anak-anak tidak mampu dapat menikmati sekolah yang dilengkapi fasilitas pemondokan tersebut. Sekolah berbasis pemondokan itu seperti konsep Jakarta Islamic Center (JIC) yang terletak di Koja, Jakarta Utara. 

"Di sana, anak-anak pintar punya waktu belajar untuk menghapal Al Quran dan bisa menguasai bahasa Arab. Saya ingin anak-anak yang tinggal di rumah sempit bisa dapat rumah yang lebih baik di sekolah pondok seperti ini," kata Basuki ketika melepas Khalifah Seleksi Tilawatil Quran (STQ) dalam STQ Nasional XXIII di Balai Kota, Jumat (7/8/2015). 

Basuki mengaku ingin memajukan JIC. Sama halnya seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang mengubah lokasi prostitusi Kramat Tunggak menjadi pusat pendidikan agama Islam, JIC.

Ahok, sapaan Basuki, menginginkan warga Indonesia yang ingin belajar agama Islam datang ke JIC. Dengan kata lain, JIC ialah sebagai pusat pendidikan agama Islam nomor satu se-Indonesia.

Untuk mewujudkan hal itu, Basuki bakal menambah koridor light rail transit (LRT) menuju JIC. "JIC ini sekolah yang dilengkapi museum dan saya harap semua orang tahu itu. Seperti kata kiai asal Tiongkok, Islam harus memimpin di depan dengan teknologi yang ada. Islam tidak boleh tertinggal dari yang lainnya," kata Basuki. 

Di sisi lain, Basuki mengagumi sejarah peradaban agama Islam di Indonesia. Sebab, lanjut dia, Islam di Indonesia menerapkan konsep rahmatan lil alamin atau kesejahteraan untuk alam semesta dan penghuninya.

Sayangnya, lanjut Basuki, kini tak sedikit orang yang tidak melaksanakan konsep tersebut, salah satunya kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).

"Kalau kita lihat berbagai konflik di Timur Tengah, India, Banglades, Syiah, Sunni, sesungguhnya Islam di Indonesia ini lebih menggambarkan ajaran Islam yang mencerminkan konsep rahmatan lil alamin," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Megapolitan
Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Megapolitan
Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Megapolitan
1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Megapolitan
Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Megapolitan
Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com