Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Anggaran dari Mana buat Ganti Rugi?

Kompas.com - 20/08/2015, 12:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak akan memberi uang kerahiman atau ganti rugi kepada warga Kampung Pulo, Jakarta Timur. Sebab, dia melanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak menganggarkan uang kerahiman tersebut. 

"Pertama, mata anggarannya dari mana buat ganti rugi? Terus kalau saya ganti rugi, pasti warga lain, yang (juga di permukiman) liar, minta ganti rugi juga enggak? Pasti pada nuntut," kata Basuki di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta, Kamis (20/8/2015). 

Menurut Basuki, Pemprov DKI sudah tidak bisa lagi menoleransi permintaan warga. Sebab, dia melanjutkan, selama ini Pemprov DKI sudah memberi keringanan kepada mereka.

Selama puluhan tahun, mereka dibiarkan menduduki lahan negara. Akibatnya, lebar Kali Ciliwung semakin sempit, dan kerap menyebabkan banjir. Oleh karena itu, kini saatnya Pemprov DKI menertibkan permukiman liar itu tanpa pemberian uang kerahiman.

"Saya kemarin sudah negosiasi sama Ciliwung Merdeka itu buat minta surat sertifikat, tetapi ternyata warga enggak punya sertifikat lahan. Malah tulisan sertifikatnya, 'Jual Beli Bangunan di Atas Lahan Negara'. Gimana caranya kita mau ganti rugi? Padahal kemarin sudah saya tawarkan kalau kalian punya sertifikat tanah, saya beli tanahnya (dengan harga) 1,5 kali," kata Basuki. 

Penertiban Kampung Pulo berlangsung ricuh. Warga melempar batu ke arah aparat keamanan, sementara aparat menembakkan gas air mata.

Petugas terus mendesak warga Kampung Pulo untuk mundur. Sebanyak 10 warga Kampung Pulo telah diamankan ke Mapolsek Metro Jatinegara. Beberapa personel satpol PP terluka akibat peristiwa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com