Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusunawa Jatinegara Barat Hasil Keinginan Warga, Kenapa Masih Mengeluh?

Kompas.com - 26/08/2015, 18:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua RW 01 di Kampung Pulo, Haris, mengakui bahwa berdirinya Rusunawa Jatinegara Barat merupakan keinginan warga yang tidak ingin tinggal terlalu jauh dari kediaman mereka.

Dengan adanya rusun yang dekat, warga tidak akan begitu kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. (Baca: Ahok Ingatkan Rusun Jatinegara Barat Permintaan Warga Kampung Pulo)

Sekolah anak-anak pun tidak perlu pindah. Akan tetapi, kenapa warga masih mengeluh?

"Karena sejak awal kami dijanjikan uang penggantian. Apalah namanya, uang kerahiman itu. Tetapi, tiba-tiba ada pemberitahuan lagi kalau tidak akan ada uang ganti rugi. Nah itu yang bikin warga jadi waswas," ujar Haris di Kampung Pulo, Rabu (26/8/2015).

Haris mengatakan, hampir seluruh warga lebih memilih mendapatkan uang pengganti daripada unit rusun. Sebab, dengan uang tersebut, warga dapat membangun kembali rumah mereka di tanah yang legal.

Rusunawa yang dibangun pemerintah untuk warga Kampung Pulo pun tidak sepenuhnya disebut sebagai kompensasi. Sebab, warga membayar sewa unit rusun tersebut sama seperti jika warga menyewa rumah atau kamar di tempat lain.

Dengan kata lain, kata Haris, warga nyaris tidak mendapat ganti rugi sama sekali. "Kita sih mengerti itu di tanah negara. Kita juga enggak mau membebani masyarakat lain kan karena tinggal di situ. Tetapi, di sana kan kita bangun pakai batu-bata, pakai uang, adalah ganti apa gitu walaupun sedikit," ujar dia.

"Kalau uang kerahiman sudah dikasih, ya warga bisa bebas kan, kalau enggak mau ambil rusun, ya bisa pindah ke mana. Kalau mau di rusun ya ambil, kan mereka bayar ini di rusun bukannya gratis dan bukan jadi hak milik juga," ucap dia.

Ketua RW 02 di Kampung Pulo, Kamarudin, pun mengatakan hal yang sama. Jika sudah diberikan uang pengganti bangunan mereka, dia yakin warga akan tinggal di rusun dengan sukarela.

Dengan demikian, warga memiliki banyak pilihan. Tidak seperti kondisi saat ini ketika warga tidak bisa melawan rumahnya dihancurkan dan tidak punya pilihan lain akan tempat tinggal alternatifnya selain di Rusunawa Jatinegara Barat itu. "Warga Kampung Pulo yang tinggal di rusun pun akan tinggal dengan sukarela," ujar dia.

Kamarudin pun menyimpulkan jawaban atas pertanyaan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut rusunawa dibangun atas keinginan warga.

Menurut dia, hal itu benar, khususnya bagi warga yang memang ingin tinggal di rusun. Akan tetapi, uang kerahiman pun harus tetap ada sebagai pengganti rumah mereka yang telah diratakan dengan tanah.

"Akhirnya, yang memilih untuk mengambil rusun kan memang lebih suka rusun yang dekat. Itu yang dimaksud. Jadi, mereka dapat uang pengganti. Kalau kemudian mereka mau sewa rusun punya pemerintah itu, mereka enggak perlu pusing karena lokasinya dekat," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan bahwa Rusunawa Jatinegara Barat berdiri karena permintaan warga Kampung Pulo. Saat itu, warga enggan direlokasi jika rusun yang diberikan jauh dari tempat tinggal mereka.

"Sekarang saya tanya, ide siapa bangun Rusun Jatinegara Barat? Ide saya? Enggak, warga Kampung Pulo yang minta. Mereka bilang, 'Kalau mau pindahin kami, kami maunya yang deket-deket, pokoknya di sini lagi,'" kata Basuki di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com