Hal itu terjadi usai acara peresmian layanan bus transjabodetabek rute Depok yang berada tak jauh dari puing-puing bangunan Sekolah Master, Senin (7/9/2015).
Sementara itu, wakilnya, Idris Abdul Somad justru mempertanyakan tudingan yang diarahkan kepada Pemkot Depok dalam pembongkaran sekolah tersebut. Menurut dia, pembongkaran tidak dilakukan oleh Pemkot Depok.
"Yang bongkar siapa? Coba tanya ke Sekolah Master yang bongkar siapa," ujarnya yang turut hadir dalam acara itu. [Baca: Pembongkaran Sekolah Master dan Ingkar Janji Pemkot Depok]
Sekolah Master merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat menuntut ilmu bagi anak marginal di Jalan Raya Margonda, Depok.
Penggusurannya yang dilakukan pekan lalu dilakukan terkait rencana Pemerintah Kota Depok yang hendak memulai tahapan pembangunan Terminal Terpadu Margonda Raya.
Penggusuran terhadap 12 kelas di atas lahan 2.000 meter persegi milik Pemkot Depok tersebut tidak disertai kompensasi berupa penggantian kelas baru bagi anak-anak tak mampu.
Padahal, penggusuran ini telah melanggar kesepakatan yang telah dibuat baik oleh Pemerintah Kota Depok maupun pengembang Terminal Terpadu tersebut.
Pendiri dan Pembina Sekolah Master, Nurrohim, mengatakan Pemkot Depok sempat mengerahkan Satpol PP dan alat berat untuk meratakan bangunan pada pekan lalu.
Namun, akhirnya yang membongkar adalah karyawan pengembang. Tetapi, beberapa hari kemudian, Sekolah Master mengambil alih pembongkarannya sendiri karena khawatir material bangunan yang bisa dipakai rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.