Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggarkan Acara yang Diprediksi Tak Berjalan, Pemprov Dinilai Tidak Efisien

Kompas.com - 11/09/2015, 19:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra, Syarif, mengatakan, seharusnya Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH dan KLN) tidak boleh menganggarkan kegiatan yang kemungkinan besar tidak dijalankan. Dia merujuk pada anggaran jamuan makan yang mencapai Rp 6,6 miliar untuk satu tahun.

"Lah inilah yang enggak boleh, sistem penganggaran menurut undang-undang dan peraturan kan harus terencana secara efektif, efisien, dan akuntabel. Ketika diprediksi tidak bisa dilaksanakan, ya harus direvisi," ujar Syarif ketika dihubungi, Jumat (11/9/2015).

Kepala Biro KDH dan KLN Muhammad Mawardi sebelumnya memang mengatakan bahwa kemungkinan besar anggaran sebesar Rp 6,6 miliar tidak terpakai seluruhnya.

Sebab, dia tidak pernah tahu ada berapa acara yang membutuhkan jamuan makan dalam satu hari. Dia juga mengatakan, ada beberapa acara mendadak yang tidak pernah direncanakan sebelumnya. (Baca: Penjelasan Pemprov DKI soal Anggaran Jamuan Rp 6,6 Miliar di Balai Kota)

Misalnya saja, pelantikan-pelantikan yang tidak pernah ada agenda pastinya. Ada pula acara-acara yang sebelumnya telah direncanakan dan disiapkan anggarannya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, ternyata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama memutuskan tidak perlu menyediakan jamuan itu.

Jika seperti itu, Biro KDH dan KLN tidak akan menyediakan. Anggaran yang sebelumnya telah disiapkan pun tidak dipakai.

"Tapi, kita kan harus antisipasi. Seperti saat Konferensi Asia Afrika lalu, ternyata Pak Gubernur kan enggak menjamu delegasi, jadi uangnya kita kembalikan. Yang penting ada anggarannya dulu, nanti penggunaannya bisa menyesuaikan," ujar Mawardi.

Menurut Syarif, dengan melakukan hal itu, Biro KDH dan KLN telah menutup peluang bagi program kegiatan lain agar bisa dilaksanakan.

Padahal, kata Syarif, siapa tahu ada program kegiatan lain yang lebih membutuhkan anggaran tersebut. "Itu namanya menutup potensi belanja untuk bidang lain yang lebih penting dan mendesak," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com