Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Kelas, Siswa PAUD Sekolah Master Belajar di Teras Masjid

Kompas.com - 14/09/2015, 13:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan siswa PAUD (pendidikan anak usia dini) Sekolah Master, Depok, Jawa Barat, kini tidak memiliki ruang kelas untuk belajar. Mereka pun memanfaatkan teras masjid untuk kegiatan pembelajaran.

Menurut salah satu guru PAUD, Zima, sejak tahun ajaran baru, anak-anak itu sudah tidak memiliki ruang kelas. Sebab, ruang kelas untuk PAUD telah dibongkar beberapa waktu lalu.

"Kita ke sini (teras masjid) dari Mei, udah dibongkar di sana (ruang kelasnya)," ujar Zima kepada Kompas.com, Senin (14/9/2015).

Zima menjelaskan, seharusnya siswa yang berjumlah lebih kurang 50 orang dibagi menjadi 2 kelas. Namun, mereka terpaksa digabung menjadi satu kelas karena ketiadaan ruangan  belajar.

Pantauan Kompas.com, meski harus belajar di ruang terbuka, siswa-siswa tampak tetap semangat. Mereka dengan fokus mendengarkan cerita sejarah nabi yang dibacakan guru mereka. Beberapa siswa di belakang tampak setengah berdiri agar dapat melihat gambar dalam buku cerita yang ditunjukkan guru tersebut.

Saat guru membacakan sejarah air zam-zam, beberapa anak sesekali menimpali ucapan guru tersebut. "Bu, airnya bisa dipakai buat nyuci juga?" ujar seorang anak.

"Bu di sana gak ada gayung, Bu?" timpal anak lainnya.

Menurut Nur, guru PAUD lainnya, siswa-siswanya tidak keberatan belajar di sana. "Yang ada tempat aja kita manfaatkan. Alhamdulillah sih anak-anak pada ngerti. Mereka enggak ngeluh. Gimana kita juga ngajaknya. Kita kondisinya begini," tuturnya.

Siswa-siswa itu memang tampak semangat. Setelah mendengarkan cerita, mereka bernyanyi dengan lantang. Beberapa anak pun menepuk-nepuk tangan mereka ke kaki dan teras masjid.

Saat hendak pulang, seorang anak laki-laki berdiri di samping guru mereka untuk memimpin doa. Anak-anak lainnya turut berdoa bersama sesuai komando temannya. Setelahnya, mereka harus menunjukkan sikap duduk rapi agar dapat segera pulang.

Selain siswa PAUD, ada pula siswa-siswa SMP Sekolah Master yang tidak memiliki ruang kelas. Mereka pun akhirnya belajar bersama di dalam masjid. Padahal, sama halnya dengan siswa PAUD, mereka seharusnya dibagi dalam beberapa kelas.

"Sekarang belajarnya pada di emperan (masjid)," ujar Wakil Kepala Sekolah Master Rustamin.

Sebagai informasi, sebanyak 12 kelas, dari total 25 kelas yang dimiliki Sekolah Master (akronim dari Masjid Terminal), telah dibongkar dalam penggusuran yang terjadi mulai Sabtu (29/8/2015) lalu. Penggusuran itu terkait rencana Pemerintah Kota Depok memulai tahapan pembangunan Terminal Terpadu Margonda Raya. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com