Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Falya Pertanyakan Hasil Investigasi RS Awal Bros

Kompas.com - 05/12/2015, 05:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibrahim Blegur, ayah dari Falya Raffani Blegur (1,2) mempertanyakan hasil investigasi terhadap RS Awal Bros yang dinyatakan sudah bertindak sesuai prosedur dalam kasus anaknya.

"SOP yang di mana? Tolong jelaskan pada keluarga kami. SOP yang katanya saya harus memanggil dokter sampai dua kali padahal kondisi anak sudah kritis?" kata Ibrahim, saat ditemui di Kota Bekasi, Jumat (4/12/2015) sore.

Hal itu diungkapkan Ibrahim saat dimintai tanggapan soal hasil investigasi kasus kematian anaknya. Hasil investigasi tersebut menyebutkan rumah sakit dan dokter yang bertanggung jawab sudah melakukan tindakan sesuai prosedur.

Hanya, dokter dan pihak rumah sakit dianggap kurang berkomunikasi dengan keluarga pasien.

Ibrahim mengatakan, sejak awal dia tidak mendapat penjelasan mengapa putri keduanya itu meninggal berdekatan setelah pemberian antibiotik.

"Saya dari awal sudah komitmen bahwa saya cuma mempertanyakan penjelasan kenapa anak saya meninggal," ujar Ibrahim.

Sebab, dalam pengelihatannya, justru sebelum adanya pemberian antibiotik, anaknya dalam kondisi sehat.

"Terus setelah disuntik antibiotik itu kan perutnya bengkak, suhu tubuhnya dingin, terus keluar busa dari mulut, bercak-bercak merah di sekujur badan, itu yang jadi pertanyaan saya. Bukannya soal SOP setelah penangannya," ujar Ibrahim.

Ia pun mempertanyakan mengapa pemberian antibiotik tidak didahului oleh pemeriksaan terhadap anaknya. "Tidak ada skin test pendahuluan ketika menyuntikan antibiotik," ujar dia.

Sebelumnya, tim investigasi yang dibentuk untuk memeriksa kasus ini mengatakan, penanganan terhadap Falya di RS tersebut, termasuk dokter penanggung jawabnya sudah melakukan tindakan sesuai prosedur.

Ada tiga poin yang dihasilkan dalam investigasi mereka. Pertama, prosedur yang dilakukan oleh dokter di Rumah Sakit Awal Bros, dokter yang menangani Falya dan manajemen rumah sakit sebagai penanggung jawab, sudah bertindak sesuai dengan standar operasional prosedur dalam menangani korban.

Namun, pada poin kedua tim investigasi menyatakan telah terjadi miskomunikasi antara keluarga pasien dan pihak RS. Hal ini mengenai informasi perjalanan penyakit dari awal Falya masuk, hingga kondisi memburuk, dan akhirnya menyebabkan kematian. Ini tidak tersampaikan secara jelas ke keluarga pasien.

Ketiga, akibat dari itu karena komunikasi antara dokter penanggung jawab kurang efektif terhadap keluarga. Sehingga, menyebabkan informasi yang diharapkan keluarga pasien tidak terpenuhi dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com