Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Investigasi Dugaan Malapraktik Bayi Falya Diungkap

Kompas.com - 04/12/2015, 13:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim investigasi kasus kematian bayi Falya Raffani Blegur (1) di RS Awal Bros, Bekasi, mengumumkan hasil penyelidikan.

Tim investigasi ini dibentuk dengan dasar surat keputusan (SK) Wali Kota Bekasi.

Ketua tim investigasi kasus ini, dokter Anthoni D Tulak, sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bekasi, menyatakan, ada tiga poin yang dihasilkan dalam investigasi mereka.

"Pertama, prosedur yang dilakukan oleh dokter di Rumah Sakit Awal Bros, dokter yang menangani anak F (Falya) ini, dan rumah sakit tentunya manajemen sebagai penanggung jawab, sudah sesuai dengan prosedur operasi standar yang ada di Rumah Sakit Awal Bros ataupun di dalam pandangan organisasi profesi," kata Anthoni dalam konferensi pers di Kota Bekasi, Jumat (4/12/2015).

Organisasi profesi yang dimaksud Anthoni adalah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Anthoni mengatakan, dokter Y yang menangani Falya dianggap telah bertindak sesuai prosedur setelah pihaknya mengecek izin praktik dan surat tanda registrasi (STF) dokter serta standar pelayanan medis yang telah dijalankan dan lainnya.

Tim investigasi juga menyatakan, RS Awal Bros memiliki alat pendukung dan laboratorium serta tenaga medis yang lengkap.

Anthoni mengatakan, poin kedua mengenai miskomunikasi antara keluarga pasien dan pihak RS.

Miskomunikasi ini mengenai informasi perjalanan penyakit dari awal F masuk, lalu kondisi memburuk, hingga kematian terjadi. Hal ini tidak disampaikan secara jelas kepada keluarga pasien.

"Ketiga, akibat komunikasi dokter penanggung jawab kurang efektif terhadap keluarga, informasi yang diharapkan keluarga pasien tidak terpenuhi dengan baik. Intinya komunikasi," ujar Anthoni.

Hadir dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Anne Nurchandrani, dr Irwansyah dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, dan dr Kuncoro Wibowo selaku perwakilan RS Awal Bros, Bekasi.

Sebelumnya, kasus dugaan malapraktik ini muncul setelah bayi bernama Falya Raffani Blegur meninggal dunia di RS Awal Bros.

Falya meninggal dunia karena diduga mendapat penindakan yang salah dari dokter. Kondisi Falya memburuk setelah diberi antibiotik tanpa skin test terlebih dahulu. 

Keluarga Falya menduga, anaknya alergi terhadap antibiotik. Falya pun meninggal pada Minggu (1/11/2015) pagi. 

Ayah Falya, Ibrahim Blegur, mengatakan, sampai keluar dari rumah sakit, pihak RS tidak pernah menjelaskan penyebab kematian anaknya.

Akhirnya, keluarga Falya membuat laporan ke Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan malapraktik ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com