Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Awal Bros Sebut Kondisi Falya Memburuk Bukan karena Antibiotik

Kompas.com - 04/12/2015, 15:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Awal Bros Bekasi membantah antibiotik yang diberikan dokternya menyebabkan kondisi bayi Falya Raffani Blegur memburuk, kemudian meninggal.

"Dari hasil audit Komite Medik ditemukan bahwa penyebab pemburukan tersebut bukan dikarenakan reaksi alergi (anafilaktik) dari obat antibiotik yang diberikan," kata juru bicara RS Awal Bros, Kuncoro Wibowo, dalam jumpa pers di sebuah hotel di Kota Bekasi, Jumar (4/12/2015).

Menurut Kuncoro, hal ini karena tidak ditemukan gejala-gejala klinis yang mendukung terjadinya shock anafilaktik. Pemberian antibiotik itu, lanjut dia, juga sudah sesuai dengan indikasi.

"Jadi berdasarkan pengamatan dokter terhadap pasien yang cenderung memburuk dan hasil laboratorium yang menunjukan adanya infeksi," ujar Kuncoro.

Kuncoro mengakui, kemungkinan timbul kesan dari keluarga Falya bahwa pemberian antibiotik merupakan tindakan salah prosedur dari dokter yang menangani Falya. Sebab, pemberian tidak melalui tes kesehatan kulit apakah Falya alergi atau tidak.

Menurut dia pengecekan kesehatan kulit (skin test) sudah tidak diwajibkan pada anak berdasarkan rekomendasi dari IDI nomor 005 Tahun 2013.

Kuncoro menyebut, telah terjadi perbedaan pandangan antara orangtua dengan dokter.

Menurut Kuncoro, orangtua Falya sebagai masyarakat nonmedis menganggap sebelum diberi antibiotik kondisi Falya sudah membaik.

Namun, ia justru menyatakan kondisi Falya dari sisi medis saat itu memburuk sehingga perlu diberikan antibiotik.

"Itu yang mendasari mengapa seorang dokter yang menangani pasien ini kemudian memberikan antibiotik," ujar Kuncoro.

Namun, saat siang hari itu kondisi Falya memburuk. Ia menjelaskan, kondisi itu terjadi dua jam setelah pemberian antibiotik kepada Falya.

"Sehingga timbul pemikiran bahwa antibiotik sebagai penyebab utama pemburukan. Tapi jika kita melihat detail dari laboratorium memang terjadi peningkatan sel darah putihnya yang luar biasa di awal masuk, kemudian hari berikutnya terjadi peningkatan juga," ujar Kuncoro.

Namun ia tak dapat menyimpulkan apa penyebab jelas kematian Falya. Keputusan untuk mengotopsi Falya untuk mengetahui sebab kematian tak dapat dilakukan.

"Kita harus paham dulu bahwa otopsi atau visum adalah ranah kepolisian. Tanpa ada permintaan kepolisian dan dari kepolisian itu pun mesti dengan (pejabat) berpangkat, baru boleh minta permintaan visum," ujarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com