Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Metromini Ditolak Coba Tebus Bus "Zombi" yang Dikandangkan

Kompas.com - 22/12/2015, 14:05 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta menegaskan, semua angkutan umum hasil penertiban dari 7 sampai 18 Desember 2015 tidak bisa ditebus.

Meski demikian, masih banyak pemilik bus ukuran sedang, terutama metromini, yang mengusahakan untuk menebus bus milik mereka di Kompleks Terminal Bus atau Pul Rawa Buaya, Jakarta Barat, hari ini.

"Bagaimana lagi Pak buat nebus mobil saya," kata seorang pria dengan nada setengah berteriak kepada petugas keamanan di kantor Dishub Pul Rawa Buaya, Selasa (22/12/2015) siang.

"Langsung ke atas saja, Pak. Ketemu kepalanya," jawab petugas keamanan itu.

Pria tersebut pun naik ke atas untuk menemui Kepala Kompleks Terminal Bus Rawa Buaya, Rusbandi.

Di lantai atas, pria yang enggan menyebutkan namanya itu diberi pengertian bahwa kendaraannya tidak bisa ditebus.

"Kalau bus yang dari razia tanggal 7 sampai 18 ini tidak bisa ditebus, sesuai perintah dari atasan, dari Dinas," kata Kepala Pul Bus Rawa Buaya Rusbandi.

Selang beberapa lama kemudian, ada lagi sekelompok pria yang mengaku ingin menebus bus metromini mereka. Setelah kembali dijelaskan oleh Rusbandi, mereka keluar dari kantor dan terlihat sibuk menelepon seseorang.

Hal itu dilakukan oleh orang lain yang juga mengaku ingin menebus armada milik mereka.

Rusbandi menjelaskan, pihaknya tidak mengizinkan pemilik kendaraan membawa pulang kendaraan mereka sampai ada perintah lebih lanjut dari Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah.

Di Pul Rawa Buaya, ada 192 bus metromini, 59 bus kopaja, dan 10 bus kopami yang diamankan.

Biasanya, angkutan umum memang bisa ditebus oleh pemiliknya dengan datang ke persidangan di Pengadilan Negeri dan membayar denda.

Setelah itu, pemilik diminta mengurus kendaraannya lagi ke kantor Dishub terdekat, membayar retribusi, baru kemudian datang ke pul yang menampung angkutannya untuk dikeluarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com