Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Peran Petugas Sekuriti dalam Pencurian Barang di Bagasi Lion Air

Kompas.com - 05/01/2016, 14:22 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Dalam pengakuannya kepada polisi, empat tersangka pencuri barang penumpang di bagasi pesawat Lion Air menceritakan peran petugas sekuriti atau keamanan maskapai penerbangan di sana.

Sebelumnya, seorang tersangka memang mengaku bisa mencuri barang penumpang karena dibantu petugas sekuriti maskapai yang memberi kode waktu yang aman untuk mencuri.

"Bisa terjadi tindak pidana ini tentu saja karena ada kerja sama porter dengan sekuriti maskapai yang seharusnya bertugas mengawasi para porter ini," kata Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Aszhari Kurniawan kepada Kompas.com, Selasa (5/1/2016).

Aszhari menjelaskan, saat ada porter baru bekerja di Terminal 1A dan 1C Bandara Soekarno-Hatta, khususnya di grup Lion Air, mereka langsung diajak untuk terlibat ikut mencuri barang penumpang.

Jika porter baru tersebut menolak ajakan porter senior, maka mereka akan dikucilkan, bahkan dipukul dan di-bully.

"Kalau enggak mau ikut nyuri, biasanya porter senior yang habis nyuri sengaja titipin barang curiannya ke porter yunior itu. Jadi, mau enggak mau tetap terlibat juga," kata Aszhari.

Setelah mencuri barang berharga di koper penumpang yang akan dimuat ataupun diturunkan dari bagasi pesawat, barang-barang itu dikumpulkan ke petugas sekuriti maskapai.

Setelah dikumpulkan, porter yunior yang mengambil barang penumpang diupah sejumlah uang oleh petugas sekuriti.

"Barang-barang hasil curian ditadah ke sekuriti. Porter yang ngambil dikasih penghargaanlah, Rp 50.000 sampai Rp 100.000," ujar Aszhari.

Adapun jalinan kerja sama porter dengan petugas sekuriti Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta terbagi menjadi empat sampai lima kelompok yang terdiri dari lebih kurang 20 anggota di masing-masing kelompoknya.

Tidak ada pemimpin atau otak yang memimpin sindikat pencurian barang penumpang tersebut. Namun, ada sosok porter atau petugas sekuriti senior yang memimpin kelompok-kelompok tersebut.

Sampai saat ini, baru ada empat tersangka yang diamankan Polresta Bandara Soekarno-Hatta, yang terdiri dari dua porter dan dua petugas sekuriti.

Polisi sudah mengantongi pelaku lainnya dan sedang mengejar mereka di kawasan Jabodetabek dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com