JAKARTA, KOMPAS.com - Yati Haryati (34) sempat mendapat penolakan dari pihak Puskesmas dan bidan setempat, ketika akan melahirkan Azahra Salzabila (1,8).
Yati mengatakan, hal itu dikarenakan posisi kepala bayinya yang berada di atas, bukan di bawah.
"Akhirnya saya coba RSUD dr. Adjidarmo. Di situ mereka bilang coba mengusahakan untuk lahir normal enggak usah caesar soalnya bayinya kecil," tutur Yati.
Ia mengatakan, saat dilahirkan, putrinya hanya memiliki bobot 1,8 kilo gram. Selain itu, kondisi usus Azahra tak seperti orang kebanyakan.
Usus bayi itu, terburai dan berada diluar dinding perut mungilnya. Menurut Yati, selama mengandung Azahra, ia tidak pernah merasa ada perbedaan yang berarti.
Hanya, sewaktu menjalani bulan ke lima, Yati mulai merasa ada yang ganjil pada kondisi bayinya. Dari hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) diketahui bahwa, posisi kepala Azahra berada di atas.
"Tapi kok aneh, sampai periksa yang ketiga kali, pas usia kandungan tujuh bulan posisi bayinya di atas," kata dia.
Yati bercerita, ia sempat menanyakan kondisi itu pada puskesmas setempat. Namun, pihak puskesmas menjawab, kondisi tersebut masih dianggap normal.
Masih tak yakin, Yati dengan suaminya, Ahyani kembali memeriksakan kondisi tersebut ke salah seorang bidan.
Di situ, mereka diberi tahu bahwa seharusnya kondisi kepala bayi sudah berada dibagian bawah.
"Pas tahu gitu, saya disaranin buat senam. Ada sekitar sebulan saya ngelakuin senam. Tapi posisi bayi enggak berubah juga," kata perempuan berambut pendek itu.
Kondisi itu terus terjadi hingga Azahra akan dilahirkan pada bulan ke delapan usia kandungan Yati. (Baca: Perjuangan Yati demi Bayinya yang Lahir dengan Usus Tidak Normal)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.