Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yati Sempat Mendapat Penolakan Saat Akan Melahirkan Azahra

Kompas.com - 05/02/2016, 22:10 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yati Haryati (34) sempat mendapat penolakan dari pihak Puskesmas dan bidan setempat, ketika akan melahirkan Azahra Salzabila (1,8).

Yati mengatakan, hal itu dikarenakan posisi kepala bayinya yang berada di atas, bukan di bawah.

"Akhirnya saya coba RSUD dr. Adjidarmo. Di situ mereka bilang coba mengusahakan untuk lahir normal enggak usah caesar soalnya bayinya kecil," tutur Yati.

Ia mengatakan, saat dilahirkan, putrinya hanya memiliki bobot 1,8 kilo gram. Selain itu, kondisi usus Azahra tak seperti orang kebanyakan.

Usus bayi itu, terburai dan berada diluar dinding perut mungilnya. Menurut Yati, selama mengandung Azahra, ia tidak pernah merasa ada perbedaan yang berarti.

Hanya, sewaktu menjalani bulan ke lima, Yati mulai merasa ada yang ganjil pada kondisi bayinya. Dari hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) diketahui bahwa, posisi kepala Azahra berada di atas.

"Tapi kok aneh, sampai periksa yang ketiga kali, pas usia kandungan tujuh bulan posisi bayinya di atas," kata dia.

Yati bercerita, ia sempat menanyakan kondisi itu pada puskesmas setempat. Namun, pihak puskesmas menjawab, kondisi tersebut masih dianggap normal.

Masih tak yakin, Yati dengan suaminya, Ahyani kembali memeriksakan kondisi tersebut ke salah seorang bidan.

Di situ, mereka diberi tahu bahwa seharusnya kondisi kepala bayi sudah berada dibagian bawah.

"Pas tahu gitu, saya disaranin buat senam. Ada sekitar sebulan saya ngelakuin senam. Tapi posisi bayi enggak berubah juga," kata perempuan berambut pendek itu.

Kondisi itu terus terjadi hingga Azahra akan dilahirkan pada bulan ke delapan usia kandungan Yati. (Baca: Perjuangan Yati demi Bayinya yang Lahir dengan Usus Tidak Normal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com