Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enakan di Kampung Pulo, Nyari Duitnya Lebih Gampang, Ramai Soalnya di Sana"

Kompas.com - 10/02/2016, 15:59 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebanyakan penghuni Rusunawa Jatinegara Barat mengaku lebih menginginkan tinggal di Kampung Pulo dibandingkan dengan di rusunawa tersebut.

Meskipun kini terbebas dari banjir, para penghuni rusunawa yang sebagian besar berasal dari Kampung Pulo tersebut keberatan akan biaya sewa yang diterapkan. (Baca: "Rusun Mah buat Kelas Bawah, Kalau Punya Mobil, Tinggalnya di Apartemen").

"Di sini enaknya cuma enggak banjir dan tidurnya lebih nyenyak. (Tetapi) bagaimana mau enak di sini orang kita ngontrak. Kalau kita munyain sih enak. Ini kan kita sampai mati juga masih ngontrak," ujar Mak Eti, salah satu penghuni lantai 7 Tower A, Rusunawa Jatinegara Barat, saat ditemui di lokasi tersebut, Rabu (10/2/2016).

Saripah, salah satu penjual makanan di lantai 2 rusun tersebut, mengeluhkan sepinya pelanggan yang membeli dagangannya. Omzet Saripah terus menurun sejak membuka warung di rusunawa. 

"Enakan di Pulo, nyari duitnya lebih gampang, ramai soalnya di sana. Kalau di sini, sepi. Hari ini saja saya enggak dagang, kehabisan modal," tutur dia.

Lebih lanjut, ia menduga bahwa sepinya pelanggan disebabkan para penghuni lantai atas malas untuk turun ke lantai bawah.

Selain itu, kata dia, banyak penghuni yang berjualan di setiap unitnya. "Di sini sepi karena yang di lantai atas pada malas turun, (naik) lift-nya ngantri," ucap dia.

Berbeda dengan Eti dan Saripah, penghuni rusun lainnya, yakni Tumirah, mengeluhkan janji Pemprov DKI semasa dipimpin Joko Widodo yang menjanjikan akan adanya ganti rugi bagi rumah warga Kampung Pulo yang direlokasi.

"Ada tuh rekamannya pas Jokowi ngomong mau ganti rugi mulai dari rumah sampai pohon kita yang digusur," ujar dia.

Selain janji ganti rugi, Tumirah juga menagih janji pemerintah yang awalnya akan menyediakan kasur, kulkas, dan peralatan rumah tangga lainnya kepada penghuni rusunawa. (Baca: Bukan Diusir, Pemilik Mobil Malah Disuruh Parkir di Luar Rusun).

"Awalnya kan dijanjikan pas baru pindah mau disediain kasur, kulkas, sama perabot dapur, tetapi nyatanya kosong melompong. Baru kemarin tuh kasur kecil dikasih," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com