Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Mau Kalahkan Ahok, Deklarasi dari Sekarang!"

Kompas.com - 23/02/2016, 18:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Melesatnya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Populi Center dianggap menjadi peringatan bagi para pesaingnya.

Mereka pun diminta untuk segera mendeklarasikan diri jika tidak ingin melihat elektabilitas Ahok semakin naik.

"Ini catatan juga buat partai-partai. Kalau mereka masih lama, menunda-nunda siapa yang akan jadi calon gubernur mereka, maka yang diuntungkan adalah Ahok. Semua calon lawan Ahok akan rugi karena mereka semakin banyak kehilangan waktu untuk berkompetisi," kata peneliti Cyrus Network, Hasan Nasbi, kepada Kompas.com, Selasa (23/2/2016).

Menurut Hasan, sampai sejauh ini, hanya Ahok yang dipastikan bisa maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 2017. Kalaupun tidak ada partai yang mencalonkan Ahok, Hasan menyebut bahwa mantan Bupati Belitung Timur itu masih bisa maju melalui jalur independen melalui dukungan Teman Ahok.

Hal inilah yang disebut Hasan tidak dimiliki oleh para calon lainnya karena, sampai sejauh ini, mereka yang sudah menyatakan akan maju belum memiliki modal untuk mencalonkan diri.

Hasan menilai, aksi para pesaing Ahok yang belum memiliki modal untuk mencalonkan diri membuat masyarakat cenderung tidak menaruh perhatian berlebih.

"Kalau mereka hanya curi-curi perhatian, curi-curi penampilan, curi-curi pencitraan, itu tidak akan berpengaruh. Mereka tidak akan bisa full power, full speed untuk sosialisasi, melakukan pendekatan ke masyarakat," ujar dia.

Hasan berpandangan, jika para pesaing tidak kunjung memastikan diri untuk maju, maka dapat dipastikan elektabilitas Ahok akan semakin meningkat. Ia menyebutkan, situasi tersebut mendukung Ahok untuk kembali memenangi pemilihan.

"Kalau masih ragu-ragu untuk menentukan calon, makin banyak waktu yang hilang untuk berkompetisi dengan Ahok. Sementara itu, Ahok berkompetisi sendirian. Jadi, kalau mau mengalahkan Ahok, mereka harus deklarasi dengan segera," pungkas Hasan.

Dalam hasil survei terbaru yang dikeluarkan Populi, elektabilitas Ahok mencapai 52,2 persen, selanjutnya Ridwan Kamil 12 persen, dan Yusril Ihza Mahendra dengan 6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com