Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Risiko yang Ditanggung Ahok dengan Maju lewat Jalur Independen

Kompas.com - 08/03/2016, 07:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya memilih untuk mengikuti kemauan Teman Ahok, yaitu maju lewat jalur independen pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Keputusan itu tentu akan berpengaruh pada pemerintahan Ahok jika dia nanti menang.

Saat menjadi Wakil Gubernur dan kemudian Gubernur DKI Jakarta, Ahok tidak lepas dari dukungan partai pengusungnya, yaitu Gerindra dan PDI-P. Meskipun kini tidak menjadi kader partai mana pun, bantuan Presiden RI Joko widodo yang berasal dari PDI-P selalu terulur untuk Ahok. (Ikuti "Teman Ahok" Maju di Jalur Independen, Ahok Pertaruhkan Jabatannya)

Bagaimana nasib Ahok ke depannya?

"Pilihan Ahok ini kan bukan tanpa risiko. Risiko yang dia ambil dari keputusan ini adalah munculnya kesan untuk melawan semua partai politik. Melawan semua partai itu akan banyak kendala," kata pengamat olitik dari Cyrus Network, Hasan Nasbi, Senin (7/3/2016).

Ke depan, bisa saja semua partai politik bersatu untuk menjegal pencalonan Ahok. Jika pun Ahok lolos dalam pencalonan dan berhasil menang, bisa saja ia dipersulit dalam mendapatkan dukungan dari legislatif dalam berbagai kebijakannya.

Namun, Hasan mengatakan, semua hambatan yang akan muncul ke depan bukanlah hal baru buat Ahok. Sejak pemerintahan sekarang, Ahok juga sudah sering dihambat.

"Itu sudah jadi makanan sehari-harilah kalau dihambat segala macam. Hambatan itu bukan hal baru buat Ahok dan enggak perlu dikhawatirkan," kata Hasan.

Pada akhirnya, mulusnya pemerintahan Ahok tidak tergantung dari jalur mana Ahok maju pada Pilkada DKI. Hasan mengatakan, hambatan itu pasti tetap ada meski Ahok memilih maju lewat jalur partai politik.

Hambatan ada jika Ahok berkeras tidak mengikuti perintah parpol dalam setiap kebijakannya.

Hasan melihat masih ada ketidakikhlasan Ahok untuk melepaskan diri dari partai politik begitu saja. Terlebih lagi, partai yang dia lepas merupakan partai pemenang yang sangat kuat di Jakarta. (Baca: Meski Ahok Maju Independen, Peluang untuk Didukung PDI-P Belum Tertutup)

Namun, itulah risiko yang harus ditanggung. Mimik gamang Ahok hanya penanda bahwa dia mengerti situasi politik yang sedang dia alami.

"Jadi, kalaupun ada nuansa pasrah di diri Ahok, ya artinya dia sadar dengan situasi politik ini. Tapi, risiko memang harus diambil, enggak bisa kita pilih enaknya saja," kata Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Megapolitan
Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset'

Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset"

Megapolitan
Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Megapolitan
Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com