Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Izin, Ini Kata Pengacara Klinik yang Digerebek Polisi

Kompas.com - 08/03/2016, 19:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu alasan penggerebekan Klinik Masunah, Jalan Cilincing Bhakti, Jakarta Utara, adalah klinik itu tidak mengantongi izin.

Namun pengacara klinik, Catur Wibowo, mengungkap alasan klinik tersebut belum memiliki izin.

Ia menyatakan, sebenarnya pihaknya sudah mengajukan izin ke Dinas Kesehatan. Namun, pihak Dinas Kesehatan belum mengabulkan permohonan izin tersebut sampai saat ini.

"Mengenai terkait kenapa izin klinik ini tidak dikabulkan, jadi tanda tanya karena semua bidan di sini resmi dan salah satu penanggung jawab di sini seorang dosen universitas," kata Catur, di klinik tersebut, Selasa (8/3/2016).

Menurut dia, terakhir klinik ini mengantongi izin pada 2015. Namun, belakangan ketika pihaknya mencoba mengajukan izin, Dinkes disebut malah berupaya menutup klinik yang menurutnya mulai beroperasi sejak 1993.

"Rekan Dinas Kesehatan bukan membimbing atau men-support tapi coba menutup klinik ini. Terbukti surat pembaruan izin tidak dikabulkan," ujar Catur.

Catur yang juga anak pemilik klinik menduga, alasan tidak dikabulkannya izin karena masalah persaingan.

"Alasan subyektif, ibu saya sudah lama. Mungkin banyak bidan baru yang banyak punya sertifikat izin praktek tapi tidak ada pasien. Sementara ibu saya karena jiwa sosialnya banyak pasien," ujar Catur.

Meski belum mengantongi izin baru, klinik tersebut menurutnya sempat memiliki izin. Izin itu ada di sebuah yayasan yang menaungi klinik ibunya.

"Dulu ada memang izinnya, sekarang ya enggak ada. Kita mengajukan izin tapi enggak dikabulkan sampai sekarang. Makanya kita tanda tanya ini mengapa," ujarnya.

Polisi sebelumnya menyatakan pemilik klinik beroperasi ilegal karena tak mengantongi izin. Kini klinik tersebut telah disegel polisi.

Pemilik klinik Masunah berserta delapan bidannya telah diamankan petugas. Kasus itu ditangani Subdirektorat Remaja, Anak dan Wanita (Renakta), Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com