Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI: Klinik yang Digerebek di Cilincing Tak Pernah Punya Izin

Kompas.com - 10/03/2016, 09:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut Klinik Masunah yang digerebek polisi beberapa hari lalu di Cilincing, Jakarta Utara, belum pernah mengantongi izin. Berdasarkan hasil pemeriksaan, klinik itu tak mempunyai izin sejak awal beroperasi, tahun 1993.

"Kalau laporan dari staf, dia belum pernah punya izin. Jadi memang pernah mengajukan izin, tapi belum keluar karena memang saat itu belum memenuhi syarat," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/3/2016).

Sebelumnya, Catur Wibowo, pengacara klinik yang berlokasi Jalan Cilincing Bhakti VI Nomor 14 RT 08 RW 06, Jakarta Utara, itu mengklaim bahwa klinik tersebut pernah mengantongi izin, tetapi berlaku hingga tahun 2015. Saat hendak mengajukan lagi, dia menyebut Dinkes tidak mengabulkan hingga kini.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya menggerebek Klinik Masunah pada Selasa lalu. Klinik itu tak berizin. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara sudah tiga kali meminta klinik itu untuk ditutup sejak 2013. Namun, nyatanya masih saja beroperasi.

Ada indikasi klinik itu melanggar sejumlah ketentuan dalam layanan kesehatannya. Sebut saja temuan obat kedaluwarsa, alat medis kuret yang berkarat, pembuangan limbah medis sembarangan di lingkungan, dan mempekerjakan bidan yang meski mempunyai ijazah, tetapi tak mempunyai surat izin praktik (SIP) dan surat tanda registrasi (STR) dari Dinkes.

Pemilik klinik itu telah diamankan bersama delapan bidannya. Kasusnya kini ditangani Polda Metro Jaya.

Koesmedi mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk mengungkap praktik-praktik layanan kesehatan ilegal di Jakarta. Namun, pihaknya belum mempunyai data mengenai jumlah klinik ilegal yang beroperasi.

"Enggak punya data, dari dulu enggak punya, cuma kami melihat, terus kami cek. Kalau dia ada izin, ya sudah. Tapi kalau belum, kami ingatin (itu) kalau dia pernah punya izin. Tapi kalau dia tidak pernah punya izin, langsung kami tutup," kata Koesmedi.

"Kan bisa saja dia punya izin, tapi izinnya mati. Atau misalnya dulu tenaga medisnya semua punya izin, sekarang ada tenaga yang enggak punya izin," kata dia.

Pihaknya mengatakan, sudah ada tim yang bekerja sama dengan Polda Metro Jaya untuk urusan klinik ilegal. Polisi, menurut dia, membantu menangani masalah klinik ilegal itu.

"Karena urusan ilegal itu kami cuma bisa memperlihatkan kalau itu ilegal, enggak punya izin. Hanya polisi yang bisa masuk ke sana," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com