Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Unjuk Rasa Sopir Angkutan Umum, Warga Diminta Cari Transportasi Lain

Kompas.com - 14/03/2016, 06:52 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditlantas Polda Metro Jaya menerima pemberitahuan dari Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) yang akan unjuk rasa pada Senin (14/3/2016) dari pukul 08.00 WIB.

Tempat yang akan disasar sebagai titik unjuk rasa adalah Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Dikarenakan ada unjuk rasa yang melibatkan banyak elemen dari pengendara angkutan umum, warga diminta mencari moda transportasi lain untuk beraktivitas pagi ini.

"Untuk sementara, warga diminta pakai alternatif transportasi umum lain. Yang mau kami sampaikan masih soal transportasi ilegal dan masalah Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang Usia Kendaraan," kata Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan kepada Kompas.com, Senin pagi.

Estimasi massa dalam unjuk rasa nanti sekitar 2.000 orang yang terdiri dari 800 sopir taksi, 200 sopir angkutan bus kecil, 800 sopir angkutan lingkungan, dan 200 sopir bus kota.

Unjuk rasa akan dimulai dengan massa berhimpun di titik kumpul IRTI Monas. Semua kendaraan akan diparkir di sana sehingga diperkirakan arus lalu lintas bisa padat. Dari sana, massa bergerak ke Balai Kota dan mempersiapkan perwakilannya untuk menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Jika dalam pertemuan itu Basuki tidak menerima atau hanya diwakilkan oleh Dishubtrans DKI Jakarta, dipastikan perwakilan massa menolak dan tetap meminta bertemu Basuki.

Agenda unjuk rasa dilanjutkan pukul 12.00 WIB dengan menuju Istana Negara melalui dalam Monas masuk di pintu Monas Barat Daya. Hal yang akan disampaikan di depan Istana Negara adalah soal angkutan ilegal berplat hitam, seperti Uber dan Grab.

"Mereka juga melaporkan, mendesak pemerintah mengeluarkan Perpres atau Inpres yang mengatur persoalan transportasi yang sebelumnya diatur oleh UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas," tutur Kasubdit Penegakkan Hukum (Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto, secara terpisah.

Unjuk rasa yang berlangsung hingga siang nanti dijamin oleh pihak PPAD tidak berlangsung anarkistis.

Adapun penanggung jawab di tiap zona sudah ditetapkan, seperti Samsudin sebagai koordinator taksi di Balai Kota, Wily Timor sebagai koordinator angkutan di Istana Negara. Sejumlah personel polisi telah disiapkan untuk mengawal unjuk rasa ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com