Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Earth Hour" di Tangerang Diselenggarakan di Pusat Jajanan Pasar Lama

Kompas.com - 19/03/2016, 21:17 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com - Acara Earth Hour di Tangerang digelar di pusat jajanan Pasar Lama, Sabtu (19/3/2016). Pelaksanaan acara Earth Hour ini dilakukan bersamaan dengan Car Free Night di sepanjang Jalan Kisamaun, Tangerang.

Acara Earth Hour, sebuah kampanye rutin tahunan yang diinisiasi World Wild Foundation (WWF), dalam bentuk mematikan lampu penerangan selama beberapa jam pada waktu tertentu bertujuan sebagai pengingat akan bahaya perubahan iklim.

Nadia, panitia Earth Hour Tangerang mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang di Pasar Lama untuk mematikan lampu selama satu jam.  "Sosialisasi sudah dilakukan dari beberapa hari lalu. Pak Wali Kota (Arief Rachadiono Wismansyah) juga sudah berikan surat edaran," kata Nadia di Jalan Kisamaun, Pasar Lama, Tangerang, Sabtu.

Para pedagang diminta untuk memadamkan lampu dari pukul 20.30 WIB - 21.30 WIB. Sebelum aksi pemadaman dimulai, panitia kembali menyosialisasikan ke para pedagang.

Pedagang juga diberikan dua buah lilin untuk penerangan. "Kan kita gak mau mematikan usaha mereka juga. Jadi masih tetap bisa jualan dengan penerangan dari lilin," kata Abib, salah seorang panitia Earth Hour Tangerang.

Syahrul (30), pedagang singkong keju di Pasar Lama mengaku sudah mengetahui aksi pemadaman lampu hari ini. Imbauan tersebut sudah diberikan jauh-jauh hari.

"Nanti tinggal dinyalakan lilin saja Mas sebagai gantinya. Gak masalah. Malah ini buat penghematan kan," kata Syahrul.

Acada Earth Hour Tangerang dimulai sejak pukul 17.00 WIB. Dalam aksi yang didukung Pemerintah Kota Tangerang dan beberapa instansi swasta lainnya ini diawali beberapa acara hiburan seperti musik dan penampilan komunitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com