Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Penertiban di Kolong Tol Wiyoto Wiyono atas Pemintaan PT CMNP

Kompas.com - 30/03/2016, 14:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan yang ditempati warga kolong Tol Wiyoto Wiyono bukan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun lahan tersebut akan segera ditertibkan oleh aparat Pemprov DKI.

Penggusuran tersebut dilakukan atas permintaan PT Citra Marga Nusa Persada (PT CMNP) yang merupakan pengelola Tol Wiyoto Wiyono.

"Pemilik lahan itu, yaitu PT Citra Marga Nusa Persada yang minta tolong kepada pemerintah untuk ditertibkan," kata Kepala Bagian Tata Pemerintahan Jakarta Utara, Retno Daru Dewi, di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Rabu (30/3/2016).

Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Pemkot Jakarta Utara, Hermawan, menjelaskan alasan PT CMNP, yaitu permukiman ilegal di kolong tol bisa berbahaya bagi konstruksi tol. Jika terjadi kebakaran di permukiman yang kebanyakan dipenuhi bangunan semi permanen itu, jalan tol jadi rentan bahaya.

"Jadi ini untuk antisipasi adanya kebakaran di kolong tol. Jika sampai terjadi akan merusak tol itu sendiri," ujar Hermawan.

Jika rusak, akan ada banyak hal yang terhambat. Akses akan tertutup dan perekonomian terhambat. Untuk mencegah hal itu, sebaiknya tidak ada bangunan di kolong tol tersebut.

Sementara itu, Retno mengatakan bahwa Pemerintah Kota Jakarta Utara akan membantu proses penertiban, misalnya dengan membantu warga yang ingin pulang kampung atau membantu kepindahan sekolah anak-anak mereka.

Warga kolong Tol Wiyoto Wiyono mengadu kepada Komisi A DPRD DKI hari ini. Mereka meminta anggota Dewan agar menjadi penengah musyawarah antara warga dengan Pemkot Jakut.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Jakarta Utara juga telah menertibkan permukiman di kolong Tol Wiyoto Wiyono. Namun wilayah yang ditertibkan hanya yang berada di seberang Kalijodo. Alasannya, wilayah tersebut merupakan permukiman baru yang penduduknya semakin banyak semenjak Kalijodo hendak dibongkar.

Warga yang mengadu di Komisi A hari ini merupakan pemukim yang sudah lama berada di sana. Di sana mereka sudah memiliki PAUD, mushala, bahkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pilpres. Mereka juga memiliki struktur RT sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com