Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Berformalin Masih Beredar Luas di Jakarta

Kompas.com - 31/03/2016, 19:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Bahan makanan mengandung formalin ditemukan beredar luas di sejumlah pasar di Jakarta Timur. Tahu, salah satunya, yang paling banyak ditemukan mengandung formalin. Indikasi penggunaan formalin pada cairan untuk pembuatan tahu ditemukan di beberapa pabrik tahu di Cipinang Besar Utara, Jatinegara.

Temuan makanan berformalin itu merupakan hasil razia Tim Jejaring Pangan Wali Kota Jakarta Timur, Rabu (30/3), yang dilaksanakan di lima pasar, yakni Pasar Jatinegara, Pasar Ampera, Pasar Rawamangun, Pasar Palmeriem, dan Pasar Kebon Kosong. Tim itu merupakan gabungan dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jaktim; Sudin Perdagangan Jaktim, Satuan Polisi Pamong Praja, serta kelurahan dan kecamatan.

Tahu berformalin ditemukan di enam pedagang di Pasar Jatinegara, Pasar Palmeriem, dan Pasar Rawamangun. Berdasarkan pengakuan pedagang, tahu dipasok oleh pabrik tahu di Cipi-nang Besar Utara.

Tim bersama polisi kemudian memeriksa pabrik tersebut. Salah satu sampel cairan yang diambil di pabrik milik Aden (40), setelah diuji laboratorium, terbukti positif mengandung formalin. Khaeroni (50), pekerja di pabrik itu, mengatakan, cairan tersebut adalah air cuka untuk mengentalkan air perasan kedelai agar menjadi tahu. Akan tetapi, dia mengaku tak mengetahui bahan campuran di cairan itu. "Bosnya yang tahu. Saya hanya kerja," katanya.

Menurut Khaeroni, pabrik itu sudah berusia 20 tahun dan setiap hari menggunakan 2 kuintal kedelai untuk memproduksi tahu. Tahu dijual ke beberapa pasar, termasuk di Kota, Jakarta Barat.

Cairan berbahan kimia juga ditemukan di pabrik tahu milik Ripit (55). Cairan itu membuat tangan petugas melepuh. Salah satunya dialami Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Ternak Sudin KPKP Jaktim Irma Budiany. Saat dibuang ke lantai, cairan itu mengeluarkan asap. "Ini indikasi cairan mengandung bahan kimia berbahaya. Tangan jadi panas dan gatal," kata Irma.

Dari hasil pemeriksaan, kata Irma, tak ditemukan kandungan formalin dalam cairan itu. Lebih lanjut, cairan itu akan diperiksa di Laboratorium Kesehatan Hewan dan Ternak Veteriner DKI. Sebab, di pabrik milik Ripit ditemukan tahu siap jual yang positif mengandung formalin.

Formalin juga ditemukan di ikan segar yang dijual seorang pedagang di Pasar Palmeriem. Secara fisik, ikan itu memiliki tekstur daging yang kenyal. Selain itu, formalin juga ditemukan dalam sawi asin yang dijual seorang pedagang di Pasar Jatinegara. Tak ditemukan ciri khusus pada sawi asin itu dan baru diketahui mengandung formalin setelah diuji laboratorium.

Menurut Kasi Ketahanan Pangan Sudin KPKP Jaktim Halimah, dari lima pasar yang dirazia, diambil 64 sampel bahan makanan yang terdiri atas 20 produk perikanan, 20 produk peternakan, dan 24 produk pertanian. Penggunaan formalin paling banyak ditemukan di tahu. "Secara fisik, tahu berformalin lebih kenyal dan tak mudah hancur. Kami berharap para produsen tahu berformalin ini dapat dijerat hukuman pidana," kata Halimah.

Wakil Wali Kota Jakarta Timur Husein Murad mengatakan, pabrik-pabrik tahu yang positif memakai formalin disegel sementara waktu. "Kasusnya diserahkan kepada kepolisian," ucapnya.

(KOMPAS/MDN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Maret 2016, di halaman 27 dengan judul "Makanan Berformalin Masih Beredar Luas di Jakarta".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com