Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Adhyaksa Dault Menunggu "Pinangan" Partai...

Kompas.com - 25/04/2016, 07:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak September 2015, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. 

Ia menyatakan niatnya ikut Pilkada DKI 2017 itu dalam acara Sinergi Tokoh, Sinergi Umat Mendaulat Adhyaksa Dault sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (20/9/2015).

Selama beberapa bulan setelahnya, Adhyaksa tampak aktif melakukan sosialisasi dengan warga sekitar.

(Baca juga: Yusuf Mansyur: Yuk Istikharah, Utamakan Adhyaksa, Yusril, Sandiaga...)

Ia juga menyempatkan diri bertemu sejumlah tokoh politik, misalnya saja dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.

Semangatnya menjadi cagub tampak menggebu-gebu. Menurut Adhyaksa, hanya itu yang mampu dilakukan untuk mengubah Jakarta.

"Saya mau mengubah Jakarta. Makanya harus jadi gubernur. Kalau jadi wagub, enggak bisa," kata Adhyaksa.

Namun, posisi Adhyaksa yang bukan kader partai mana pun membuatnya dalam kondisi sulit.

Selama beberapa bulan, Adhyaksa belum mendapatkan kendaraan politik untuk menuju Pilkada DKI 2017.

Beda Adhyaksa dengan Yusril

Situasi yang sama dihadapi bakal calon gubernur lainnya, Yusril Ihza Mahendra. Meskipun menjabat Ketua Umum PBB, Yusril butuh didukung partai lain.

Sebab, partainya tidak memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta sehingga tidak dapat mengusung sendiri bakal calon gubernur.

Kendati demikian, upaya yang dilakukan Yusril tampak lebih gencar dibandingkan Adhyaksa.

Mantan Menteri Kehakiman dan HAM ini aktif mendaftarkan diri ke partai-partai yang membuka penjaringan bakal cagub.

(Baca juga: Tidak Ingin Diadu Domba, Yusril Enggan Tanggapi Komentar Adhyaksa)

Sebaliknya, Adhyaksa belum pernah datang ke kantor partai untuk mengambil formulir pendaftaran cagub secara langsung.

Menurut dia, mendaftar cagub ke partai-partai ini sama saja dengan mengejar kekuasaan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com