Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketimpangan Ekonomi di Jakarta Meningkat, Bank DKI Diminta Beri Keringanan Pinjaman

Kompas.com - 03/05/2016, 06:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan terjadi peningkatan angka ketimpangan ekonomi di Jakarta. Dari data yang dilansir BPS, angka ketimpangan tahun 2015 mencapai 0,46 persen.

Angka tersebut lebih besar dari ketimpangan ekonomi pada 2014 yang hanya 0,43 persen. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan Pemerintah Provinsi DKI akan berusaha menurunkan angka tersebut menjadi hanya 0,40.

Salah satu caranya adalah memberikan keringanan pinjaman kepada pelaku usaha kecil menengah (UKM) melalui Bank DKI.

"Sektor UKM ini investasi untuk bisa menyerap tenaga kerja. Makanya harus kita perkuat. Kalau bisa kita perkuat, diharapkan income-nya (masyarakat) akan meningkat," kata Djarot di rumah dinasnya di Jalan Besakih, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/5/2016).

Djarot menyatakan besaran bunga yang dikenakan kepada pelaku UKM yang meminjam uang di Bank DKI harus serendah mungkin. Bahkan, ia berujar kalau memungkinkan nilainya harus lebih rendah dari bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang diberikan pemerintah pusat.

Karena itu, Djarot ingin agar Bank DKI mengubah haluan bisnisnya. Ia ingin bank yang 99 persen sahamnya dikuasai Pemprov DKI itu kembali menjadi bank yang menyalurkan kredit ke masyarakat.

"Hei Bank DKI, kamu harus kembali ke jalan yang benar. Kalau dulu kamu mengarah ke bank corporate, sekarang kalian harus mengarah jadi bank retail Karena kalian banknya masyarakat jakarta. Jadi dananya harus kembali ke masyarakat," kata Djarot.

Djarot yakin jika konsisten memberdayakan UKM, Pemprov DKI akan dapat menurunkan angka ketimpangan ekonomi di Jakarta menjadi hanya 0,40.

"Baru setelah itu konsumsinya kita bantu, kita subsidi. Diberikan KJP, BPJS, subsidi transportasi. Semua pengeluarannya kita bantu," ucap Djarot. (Baca: Tak Ada Dana Cair, Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Terancam)

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Syech Suhaimi mengatakan, naiknya angka ketimpangan ekonomi di Jakarta disebabkan kenaikan pendapatan orang kaya yang terlalu cepat.

Sementara di sisi lain, kenaikan pendapatan masyarakat menengah dan bawah melambat. Menurut Suhaimi, jumlah orang kaya yang kekayaannya meningkat pesat ini hanya 20 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Jakarta.

"Pendapatan 20 persen penduduk ini naiknya terlalu cepat. Sementara pendapatan masyarakat menengah dan bawah yang jumlahnya 80 persen melambat," ujar Suhaemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com