Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diperiksa Berjam-jam untuk Lengkapi Berkas Para Tersangka

Kompas.com - 11/05/2016, 07:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjalani pemeriksaan selama sekitar delapan jam di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (10/5/2016) kemarin.

Ia diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk kasus suap rancangan peraturan daerah (raperda) terkait proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang menjerat Ketua Komisi D DPRD Mohamad Sanusi, Direktur Utama PT Agung Podomoro Land (APLN) Ariesman Widjaja, dan Personal Assistant PT Agung Podomoro Land Trinanda Prihantoro.

Pemeriksaan dalam kurun waktu lama yang dijalani Ahok bukan kali ini saja terjadi. Tercatat sudah tiga kali ia menjalani pemeriksaan yang dimulai dari pagi dan baru selesai pada sore atau malam hari.

Pada 12 April silam, Ahok sempat menjalani pemeriksan selama sekitar 12 jam oleh KPK. Saat itu, ia diminta keterangan terkait pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2014. Pada 23 November tahun lalu, Ahok juga sempat menjalani pemeriksaan sekitar sembilan jam di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaannya juga terkait pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI.

Lengkapi Berkas

Terkait pemeriksaannya pada Selasa kemarin, Ahok menyatakan bahwa ia diperiksa hanya dalam rangka melengkapi berkas pemeriksaan para tersangka yang disebutnya akan segera dilimpahkan ke persidangan.

"Ini untuk melengkapi berkas Pak Ariesman, Pak Sanusi, dan satu lagi, Pak Trinanda. Tiga tersangka ini mungkin mau dinaikkan (ke pengadilan). Jadi saya melengkapi berkas-berkas untuk beliau-beliau ini," ujar Ahok.

Dua raperda yang menjadi objek suap dalam kasus itu adalah dua raperda yang sempat dibahas DPRD DKI, yakni Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Raperda Tata Ruang Strategis Pantai Utara Jakarta.

Sanusi tertangkap oleh penyidik KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan sesaat setelah dia  menerima uang tunai Rp 1,14 miliar pemberian Ariesman. Uangnya diberikan melalui Trinanda di sebuah mal di kawasan Senayan, Jakarta. Uang yang diberikan Ariesman diduga untuk memperlancar dikuranginya kontribusi tambahan pengembang pada proyek reklamasi yang diatur dalam raperda yang tengah dibahas di DPRD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com