JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian saat ini masih mengusut penyebab kematian Muhammad Fahreza (16), suporter Persija yang diduga tewas akibat dipukuli polisi. Polda Metro Jaya sudah menyaksikan rekaman kamera pemantau atau closed circuit television (CCTV), yang terdapat pada Pintu 2 Stadion Utama Gelora Bung Karno, untuk menyelidiki laporan dari para saksi.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono, rekaman kamera CCTV tersebut tidak menunjukkan adanya kerusuhan. Rekaman hanya menunjukkan Reza berjalan sempoyongan dan akhirnya terjatuh di lokasi kejadian.
"Di CCTV kelihatan dia sempoyongan sampai terjatuh di dekat Pintu 2 itu. Di CCTV itu juga tak terlihat kerusuhannya," kata Awi, Selasa (17/5/2016).
Sementara itu, Mahmudah (17), salah satu saksi mata yang menolong Fahreza, mengatakan bahwa terjadi kerusuhan. Suporter perempuan dari "Jak School Satoe Bekasi" ini tidak mengenal Fahreza sama sekali. Ia datang bersama 15 orang rombongannya dan melihat kerusuhan terjadi di Pintu 12.
"Pas kita masuk ke gerbang saat itu ada rusuh dan dia (Fahreza) kena polisi ngamuk. Lalu tersungkur dan saya bawa ke pintu gerbang. Dia sempat linglung gitu lupa sama namanya beberapa saat. Lalu, dia ingat namanya Reza," kata Mahmudah saat dihubungi, Minggu (15/5/2016).
Fahreza, kata Mahmudah, kemudian mengeluarkan telepon selulernya. Mahmudah pun mengambilnya dan menelepon kerabatnya.
"Saya hubungin ke nomor temannya. Saya suruh temannya ke GBK. Saya bilang ini Reza dipukulin polisi di Pintu 12. Lalu, saya masuk ke dalam menonton pertandingan karena sudah ada beberapa teman saya dari Bekasi yang nungguin," ujar Mahmudah.
Mahmudah tidak melihat saat polisi memukul Fahreza. Menurut dia, polisi itu berjaga di Pintu 12 dan memukuli para penonton yang memaksa masuk tetapi tidak memiliki tiket.
Pintu 12 dengan Pintu 2 hanya berjarak beberapa meter. Kedua pintu itu hanya dipisahkan oleh satu pintu, yaitu Pintu 1. Fahreza waktu itu terpisah dengan kakaknya, Suyatna, yang sedang membeli tiket di calo di sektor VIII atau Pintu 4.
Setelah beberapa waktu, Suyatna menerima kabar bahwa adiknya sudah berada di ambulans di sektor II.