Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Keinginannya Tertibkan "Kandang Ayam" di Pinggir Ciliwung

Kompas.com - 19/05/2016, 07:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyusuri aliran Sungai Ciliwung pada Rabu (18/5/2016) kemarin. Penyusuran sungai dilakukan untuk mengecek perkembangan normalisasi Sungai Ciliwung.

Dengan menggunakan perahu karet, pria yang akrab disapa Ahok itu menyusuri aliran Sungai Ciliwung dari kawasan Condet, Pasar Rebo, hingga Kampung Melayu, Jatinegara.

Ia didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum Teuku Iskandar dan Kepala Staf Kodam Jaya Brigadir Jenderal Ibnu Widodo.

Sepanjang perjalanan, Ahok mengamati banyak permukiman warga di bantaran sungai yang dinilainya kumuh dan tidak laik huni. Ia bahkan menilai hunian itu nyaris menyerupai kandang ayam.

"Apa kalian tega melihat warga DKI masih tinggal, seperti di, mohon maaf ya, kandang ayam. Ini enggak bisa," kata Ahok, di Manggarai.

Selain menilai bahwa kondisi bantaran kali yang tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal, Ahok juga mengatakan, keselamatan warga yang tinggal di sana pun sangat tidak terjamin.

"Air sewaktu-waktu bisa naik. Apalagi kalau ada kiriman dari Katulampa mereka bisa tenggelam," ujar Ahok.

Ia pun menyindir para aktivis yang disebutnya tidak pernah mempermasalahkan keberadaan permukiman itu. Menurut Ahok, permukiman kumuh yang ada di bantaran Sungai Ciliwung merupakan salah satu bentuk reklamasi karena keberadaannya menyebabkan menyempitnya lebar sungai.

"Di mana suara aktivis ketika melihat Ciliwung direklamasi? Masih tidak ada komentar. Kalian lihat enggak tadi, hampir seluruh Ciliwung itu direklamasi dengan tanah, dengan kayu, dengan sampah," kata Ahok di Kampung Pulo. Atas dasar itu,

Ahok menyatakan semakin yakin untuk memindahkan warga ke rumah susun. Ia menegaskan, pemindahan warga bantaran Sungai Ciliwung ke rumah susun merupakan langkah terbaik agar penghidupan warga jadi lebih baik. Ia yakin mayoritas warga akan setuju.

Kalaupun ada yang menolak, Ahok menuding mereka sebagai warga yang selama ini memiliki usaha hunian kontrakan di bantaran sungai dan para anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) tertentu.

"Jadi saya bilang, saya tidak bisa biarkan. Walaupun saya tahu ada oknum aktivis, oknum LSM yang seolah-olah memperjuangkan nasib mereka untuk bertahan," kata Ahok.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com