Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumor Sengketa Lahan Resahkan Orangtua Mahasiswa SGU

Kompas.com - 24/05/2016, 11:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua mahasiswa Swiss German University (SGU) di BSD, Tangerang, dibuat khawatir oleh informasi sengketa lahan yang dipakai SGU sebagai kampusnya.

Keresahan itu terjadi sejak Februari 2016. Pihak kampus sampai mengeluarkan surat edaran guna menenangkan orangtua mahasiswa.

Hal itu diungkapkan oleh sejumlah mahasiswa yang ditemui Kompas.com di lingkungan kampus SGU, baru-baru ini. Mereka menceritakan, rumor sengketa lahan SGU sampai membuat orangtua mahasiswa menanyakan bagaimana jaminan tentang masa depan anaknya yang masih menuntut ilmu di sana.

"Jujur saja, orangtua saya sendiri jadi bingung. Sudah bayar mahal-mahal, gimana kalau nanti kita diusir dari sini, enggak bisa kuliah lagi?" kata salah satu mahasiswa, Senin (23/5/2016).

Menurut mahasiswa tersebut, uang yang dikeluarkan selama berkuliah di SGU cukup besar. Untuk uang pangkal di semester pertama saja, bisa mencapai angka Rp 50 juta lebih.

Biaya itu belum termasuk dengan biaya persiapan magang, baik magang di dalam negeri hingga program magang di luar negeri, yakni ke Jerman, pada semester akhir nanti.

"Orangtua saya keluarin duit bela-belain buat saya jadi sarjana. Kalau kampus ada masalah begini, gimana nanti saya bisa lulus," tutur mahasiswa itu.

Mahasiswa lainnya mengungkapkan, pihak kampus belum sepenuhnya menjelaskan apa yang terjadi dalam kasus sengketa lahan tersebut kepada mahasiswa dan orangtua.

Pihak kampus disebut hanya mengadakan pertemuan dan mengirim surat edaran bahwa semua informasi yang beredar perihal sengketa lahan adalah tidak benar.

Melalui surat edaran itu, pihak kampus juga minta agar orangtua mahasiswa meyakini bahwa kampus akan tetap beroperasi dan tidak akan bangkrut.

"Saya dengar sengketa lahannya itu sama SinarMas Land. Versinya beda-beda, ada yang bilang SGU ngutang sama SinarMas Land, ada juga yang bilang SGU enggak salah. Masing-masing adu kuat, saya enggak ngerti siapa yang benar, siapa yang salah," ujar mahasiswa tersebut.

Adapun dalam surat edaran yang diberikan pihak SGU per tanggal 4 Februari 2016 lalu, kampus menegaskan akan melaporkan siapapun pihak eksternal yang dianggap melakukan pencemaran nama baik terkait rumor sengketa lahan tersebut. Ancaman itu juga berlaku bagi orangtua mahasiswa.

"Suratnya dikirim via email, judulnya menanggapi tulisan yang beredar di internet," kata salah satu mahasiswa lainnya.

Kompas.com telah menghubungi SGU di nomor 021-30450045 untuk meminta penjelasan lebih lanjut, namun ketika diarahkan untuk berbicara dengan operator, telepon seketika diputus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com