JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai kegiatan pasar murah akan tepat sasaran jika digelar di rumah susun. Hal itulah yang melatarbelakangi tidak adanya lagi kegiatan pasar murah di pasar.
"Kami memang ingin pasar murah terus. Tapi kan musti tahu sasarannya. Makanya kami putuskan di Rusun," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis (2/6/2016).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan pasar murah jelang Ramadhan di beberapa rumah susun. Adapun alasan pemilihan rusun sebagai lokasi pasar murah karena banyak penghuni yang merupakan masyarakat berpenghasilan rendah.
Sebelumnya, pasar murah lebih banyak diadakan di pasar. Menurut Ahok, digelarnya pasar murah di pasar menyulitkan dalam hal proses pengawasan.
"Tiap kali operasi pasar tidak tahu siapa yang beli. Barangnya habis sekejap," ujar dia. (Baca: Warga Mengeluh, Ada Pedagang Borong Sembako di Pasar Murah Ramadhan)
Mekanisme pembelian bahan pokok di pasar murah itu tidak menggunakan kupon. Seluruh penghuni termasuk warga sekitar rusun bisa membeli bahan pokok di pasar murah tersebut.
Di pasar murah tersebut, gula pasir yang biasanya dijual Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp 12.000 per kilogram. Kemudian minyak goreng dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 11.000 per liter, dan paket sembako dari Rp 60.000 menjadi Rp 30.000. Mereka dibantu dengan CSR dari Aprindo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.